Showing posts with label BACAAN RELIGI. Show all posts
Showing posts with label BACAAN RELIGI. Show all posts

10 Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan

Inilah 10 Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan untuk dijadikan status di medsos atau di share ke saudara, keluarga, atau teman-teman. Rangkaian Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan dapat di copy paste atau dimodif lagi sesuai keinginan. Selamat Membaca.


Ucapan Ramadan

1.

Marhaban ya Ramadhan.
Mari kita sambut bulan yang mulia ini dengan saling memaafkan agar hati menjadi bersih dan suci sesuci bulan Ramadhan.

2.

Bulan suci Ramadhan akan segera tiba. Mari kita sambut dengan lapang dada. Mohon maaf lahir dan batin. Marhaban ya Ramadhan.

3.

Dengan ketulusan hati, mari kita saling memaafkan atas segala khilaf dan kesalahan. Selamat menjalankan ibadah puasa.

4.

Dengan spirit Ramadhan, mari kita kuatkan tekad beribadah, menggapai rahmat, ampunan, dan pembebasan dari siksa neraka. Selamat Berpuasa.

5.

Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hati dan jiwa. Dengan ketulusan hati dan kelapangan dada, mari kita tunaikan ibadah berpuasa demi mencapai kesempurnaan takwa. Selamat Berpuasa.

6.

Pakaian yang indah itu tak ada noda maupun bolong. Ramadhan yang berkah itu jika tak ada puasa yang bolong. Selamat menjalankan ibadah puasa.

7.

Terkadang kesalahan terjadi tanpa kesengajaan. Namun terkadang kesalahan terjadi dengan perencanaan. Melalui momentum Ramadan, kami sekeluarga mengucapkan: Mohon maaf lahir dan batin.
Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah swt. Amin..

8.

Tak ada manusia yang luput dari salah dan lupa. Mari kita saling memaafkan atas segala kekhilafan. Semoga kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih dan penuh keikhlasan.

9.

Kehidupan yang damai tidak akan didapatkan tanpa ketenangan batin. Ketenangan batin tidak akan didapatkan tanpa kemaafan terhadap orang lain.
Kami sekeluarga mengucapkan: Mohon maaf lahir dan batin.

10.

Semoga puasa kita di Ramadhan tahun ini diberi kelancaran dan menghantarkan kita menjadi pribadi yang bertakwa.
Amin Ya Mujibas Sailin.

Itulah 10 Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan untuk dijadikan status di medsos atau di share ke saudara, keluarga, atau teman-teman. Semoga bermanfaat.

Link video music:

Link gambar lengkap:
Bagikan:

Benarkah Kucing Hitam Pembawa Sial? Ini Menurut Islam

Bagaimana Pandangan islam bahwa kucing hitam membawa sial? Begini penjelasannya. Selamat membaca.


Pandangan bahwa kucing hitam membawa sial itu bersifat mitos dan tidak didukung oleh ajaran Islam. Tidak ada dasar atau dalil dalam agama Islam yang menyatakan bahwa kucing hitam membawa sial. Mitos tentang kucing hitam membawa sial lebih cenderung berasal dari kepercayaan individual atau berkaitan dengan budaya lokal yang tidak memiliki korelasi dengan ajaran agama.

Sebagai orang Islam yang beriman seharusnya memiliki keyakinan bahwa apapun yang berkaitan dengan keberuntungan atau kesialan adalah disebabkan oleh perbuatan diri sendiri, bukan gara-gara kucing hitam. Orang islam juga tidak diperkenankan mengkambing hitamkan kucing hitam atas kesialan dirinya. Karena kucing diciptakan bukan untuk membawa kesialan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman, yang artinya:
Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Alloh, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu Muhammad untuk menjadi Rosul kepada seluruh manusia. Dan cukuplah Alloh yang menjadi saksi. Surah an-Nisa' ayat 79.

Dalam Islam, hewan, termasuk kucing, merupakan makhluk ciptaan Allah yang patut disayangi dan diperlakukan dengan baik. Kucing diciptakan bukan untuk membawa kesialan tetapi untuk bersujud atau mengabdi kepada Allah sesuai ketentuan Allah.

Allah subhanahu wataala berfirman, yang artinya:
Tidakkah engkau tahu bahwa siapapun yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Alloh, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia. Tetapi banyak manusia yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Alloh, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Alloh berbuat apa saja yang Dia kehendaki. Surah Alhajju ayat 18.

Allahua'lam bish-shawab. Semoga tulisan singkat tentang kucing hitam yg dianggap membawa sial ini dapat mencerahkan pandangan kita kepada pemahaman yg benar menurut Islam. Jika tulisan ini dianggap bermanfaat, silahkan bagikan. Jika tulisan ini dianggap cacat, silahkan tuliskan kritikan di kolom komentar. Sekian dan terimakasih.
Bagikan:

Sedekah Bumi dan Sedekah Laut Dalam Perspektif Islam

Anda sedang membaca artikel: Sedekah Bumi dan sedekah Laut Dalam Perspektif Islam dari Taman Baca Virtual.



Apa yang dimaksud dengan sedekah bumi?

Sedekah bumi adalah, tradisi atau ritual keagamaan di Indonesia, yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang diperoleh. Istilah sedekah bumi berbeda-beda pada tiap daerah. Akan tetapi secara umum, upacara ini melibatkan pawai, pengajian, pembacaan dzikir, doa, serta pemberian sebagian hasil pertanian atau kekayaan alam lainnya kepada sesama, sebagai bentuk syukur terhadap Tuhan Yang Maha Memberi Rezeki.

Sedekah bumi sering dilakukan pada saat panen atau waktu tertentu dalam siklus pertanian. Ritual ini diharapkan dapat membawa keberkahan atas hasil bumi, kesuburan tanah, serta kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Dari aspek tradisi, ritual ini dimaksudkan untuk mencerminkan hubungan manusia dengan alam, serta kepercayaan akan pentingnya mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan melalui alam.


Apa yang dimaksud dengan sedekah laut?

Sedekah laut adaah, tradisi masyarakat pesisir di Indonesia, utamanya para pelayan. Istilah sedekah laut bermacam macam pada masing masing daerah. Namun secara umum, upacara tradisi adat ini mengemas kegiatan kirab, bacaan dzikir, doa, serta larung sesaji atau pelepasan hewan laut ke laut. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Memberi anugerah berupa hasil laut yang beraneka ragam.

Tradisi ini dilakukan sebelum memulai musim penangkapan ikan, atau pada waktu tertentu sesuai kepercayaan adat setempat. Upacara ritual ini diharapkan dapat membawa keberkahan serta keselamatan dalam mencari hasil laut, dan kemakmuran bagi masyarakat setempat. Secara tradisi, ritual ini juga dimaksudkan untuk mencerminkan keterikatan manusia dengan air, dilandasi kepercayaan akan pentingnya mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan melalui laut, juga menerapkan konsep rahmatan lil alamin.

Tradisi seperti sedekah bumi dan sedekah laut, berkembang secara turun temurun, melintasi sejarah dari generasi ke generasi, sebagai bentuk ekspresi lokal yang mencerminkan prinsip-prinsip kepercayaan sesuai ajaran yang diyakini. Namun dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tidak bisa serta merta menjustifikasi tradisi yang sudah menjadi warisan budaya nusantara ini. Sejauh ini, sikap paling diterima masyarakat adalah menggunakan konsep akulturasi budaya, sebagaimana telah berhasil diterapkan oleh para wali, yang dikenal dengan Wali Songo.

Adakah dalil dalam Islam tentang sedekah bumi dan sedekah laut?

Dalil atau rujukan langsung mengenai sedekah bumi dan sedekah laut tidak secara eksplisit terdapat dalam sumber-sumber agama Islam, baik Al-Qur'an maupun al Hadis. Namun, prinsip-prinsip syukur, sedekah, juga berbagi rezeki, secara umum ditegaskan dalam ajaran Islam.

Sebagai contoh, dalam Al-Qur'an dinyatakan, "Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Surah Ibrahim ayat 7.

Allah Subhanahu Wataala juga berfirman, yang artinya:
berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. (Al Isra'' ayat 26).

Prinsip prinsip syukur serta memberikan sebagian dari rezeki kepada sesama, juga dapat ditemukan dalam banyak hadis Nabi Muhammad Shallalla hualai wasallam, yang menekankan pentingnya bersyukur, bersedekah juga berbagi kepada sesama. Misalnya, sabda beliau yang artinya:

“Sebarkan salam atau kedamaian, berilah makanan, sambunglah silaturahim, solatlah di malam hari ketika orang lain sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan penuh keselamatan” (HR. Ibnu Majah dnAhmad).

Sebagai khalifah di muka bumi, apa yang harus dilakukan umat Islam?

Sementara tidak ada nash atau teks langsung, yang mengatur tentang sedekah bumi atau sedekah laut, maka prinsip-prinsip islam terkait dengan ungkapan syukur, berbagi kepada sesama, juga peduli terhadap alam, diharapkan selalu melekat pada setiap umat, serta tetap menjadi perhatian penting bagi cendekiawan muslim, lebih lebih kalangan ulama. Karena sejatinya, prinsip prinsip itulah yang akan menghadirkan makna, sehingga pelaksanaan tradisi yang memerlukan banyak energi dan materi tersebut dapat memberikan nilai-nilai religi dalam perspektif agama Islam.

Hal ini juga dimaksudkan, agar setiap perbuatan mempunyai nilai ibadah di hadapan Allah. Karena, masing masing manusia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Umur yang dijatahkan, ilmu yang dikaruniakan, termasuk harta yang dianugerahkan selama di dunia, semua akan dihisab. Oleh karena itu, sedekah bumi dan sedekah laut semestinya dilakukan sesuai aturan syariat agar mempunyai nilai di sisi Allah, beriring ridho-Nya, serta tidak menyebabkan murka-Nya.

Bagaimana bersedekah yang dianjurkan agama Islam?

Aturan bersedekah di dalam Islam di antaranya sebagai berikut:
Pertama, harta yang disedekahkan harus berupa barang halal, juga didapat dengan cara yang halal.
Kedua, sedekah harus disertai niat untuk taqorrub kepada Allah, bukan kepada selain Allah.
Ketiga, mengutamakan sedekah kepada keluarga terdekat, diantara mereka yang memerlukan.
Keempat, bersedekah sesuai kemampuan, dengan memposisikan diri di antara kikir dan boros.
Kelima, tidak mengharapkan balasan, baik berupa pahala maupun keberkahan, kecuali dari Allah.

Allah Subhanahu Wataala juga berfirman, yang artinya:
Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih), orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar. (Al Furqan ayat 67).

Itulah ulasan tentang sedekah bumi dan sedekah laut, dalam perspektif Islam. Alloahu a'lam bish-shawab. Anda telah membaca artikel: Sedekah Bumi dan sedekah Laut Dalam Perspektif Islam dari Taman Baca Virtual. semoga bermanfaaat.

Link Video:


Bagikan:

Hantu, Jin Qorin, dan Setan Dalam Perpesktif Islam

Inilah artikel atau bacaan religi tentang Hantu, Jin Qorin, dan Setan Dalam Perpesktif Islam. Selamat Membaca


Apakah hantu itu? 
Begini penjelasannya.


Hantu dalam berbagai budaya dan kepercayaan lokal, sering dianggap sebagai roh, atau entitas gaib yang muncul setelah seseorang meninggal dunia. Ada yang beranggapan bahwa hantu adalah roh jahat dari orang yang meninggal, dan ada juga yang beranggapan bahwa hantu adalah jin yang menyerupai orang meninggal, untuk mengelabuhi manusia dan merusak akidahnya.

Anggapan tentang hantu adalah roh jahat dari orang yang meninggal, didasarkan pada keyakinan bahwa setiap individu memiliki ruh yang ditempatkan oleh Allah dalam jasadnya. Ketika seseorang meninggal, maka ruh tersebut dipisahkan dari tubuh dan mengalami kehidupan setelah mati, lalu ada yang gentayangan.

Pandangan Islam menyatakan bahwa setelah kematian, ruh akan mengalami kehidupan di alam barzah, suatu fase antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Kemudian pada hari kiamat, ruh itu akan dikembalikan ke tubuhnya yang baru, setelah dibangkitkan dari kubur. Dan setiap individu akan diadili berdasarkan amal perbuatannya sewaktu di dunia, kemudian mereka menjalani kehidupan akhirat di surga, bagi mereka yang beriman dan beramal soleh, atau di neraka, bagi mereka yang tidak taat kepada ajaran Allah.

Apakah hantu itu roh yang gentayangan?

Allah subha nahu wataala berfirman, yang artinya::
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-benar tersimpan dalam illiyyin.
AlMutoffifin, ayat 18.

Di dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan bahwa, illiyyin juga berarti nama sebuah tempat di langit ke tujuh, di bawah 'Aras. Di sanalah ruh ruh orang soleh berkumpul untuk mendapatkan kenikmatan alam barzah.

Ibnu Munabbih pernah berkata: “Sesungguhnya Allah subha nahu wataala telah membangun sebuah kampung di langit ketujuh yang disebut al-Baido’. Di kampung itulah ruh orang-orang mukmin berkumpul. Jika ada penduduk dunia yang meninggal dunia, ruh-ruh itu akan menyambutnya dan bertanya kepadanya tentang kabar dunia sebagaimana seorang perantau bertanya tentang keluarganya ketika ia kembali kepada mereka.” Hadits Riwayat Abu Nuaim dalam Kitab Hilyat al-Auliya'.

Sedangkan roh orang kafir dan zalim, mereka akan di kumpulkan di tempat yang bernama Sijjin.

Allah subha nahu wataala berfirman, yang artinya:
Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam Sijjin.
Al Muthaffifin, ayat 7.

Di dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan bahwa, Sijjin juga mempunyai makna tempat di lapisan bumi ke tujuh, sebagai kampung ruh orang-orang kafir dan zolim untuk mendapatkan azab alam barzah.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa, hantu bukanlah roh orang jahat yang gentayangan, karena mereka sedang menjalani hukuman atau azab di alam barzah hingga datang hari kiamat.

Begitu juga roh orang soleh, tidak mungkin gentayangan atau menjelma menjadi hantu. Karena mereka sedang menikmati kehidupan yang nyaman di alam barzah, hingga kiamat.

Lalu, apakah hantu itu jin?

Anggapan bahwa hantu adalah jin, dalam hal ini cenderung merujuk pada jin qorin.

Dalam Islam, jin qorin dinyatakan sebagai setan pendamping yang mempengaruhi manusia ke hal hal negatif. Namun, konsep jin qorin ini tidak serta merta terkait dengan konsep hantu. Karena pada dasarnya, Allah menciptakan bagi setiap manusia, dua pendamping. Yaitu malaikat qorin dan jin qorin.

Malaikat qorin diciptakan untuk selalu mempengaruhi manusia berbuat kebajikan, sedangkan jin qorin diciptakan untuk mempengaruhi manusia berbuat keburukan. Allah menciptakan keduanya sebagai penyerta manusia pada masa hidupnya, untuk menguji manusia yang berakal, apakah ia lebih mengikuti bisikan malaikat atau bisikan setan atau jin qorin.

Selaku pendamping, jin qorin tentu mengetahui betul seluk beluk seseoramg dari sejak lahir hingga akhir hayatnya. Bahkan tarkala ada seseorang kesurupan, ia bisa tahu seluk-beluk kehidupan orang lain, maupun kisah orang yang sudah lama meninggal. Hal ini dikarenakan yang menguasai jasad orang saat kesurupan itu bukan dirinya, melainkan jin qorinnya, yang mencoba memahami riwayat hidup orang lain, melalui interaksi dengan jin qorin lainnya, dalam dimensi alamnya. Kemudian dimplementasikan lewat jasad seseorang, yang sedang kesurupan.

Allah subha nahu wataala berfirman, yang artinya:
Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih, yakni Al-Qur'an, Kami biarkan setan menyesatkannya dan menjadi qarin atau teman karibnya. AzZuhruf ayat 36.

Terkait hal ini, Abdulloh bin Mas oud berkata, bahwa Rosu lulloh sollallo hualaihi wasallam bersabda:
Tidaklah seorangpun di antara kamu kecuali disertakan padanya qorîn dari kalangan jin, dan qorîn dari kalangan malaikat”. Para sahabat bertanya: “Kepada anda juga, wahai Rosu lulloh?”. Beliau menjawab: “Juga kepada saya. Tetapi Allah Azza wajalla membantuku melawannya, sehingga dia masuk Islam. Maka dia tidak memerintahkanku, kecuali dengan kebaikan”. Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad.

Sedangkan hantu sebagaimana yang diwacanakan di awal, berbeda dengan konsep Islam tentang ruh dan jin qorin. Karena hantu mempunyai kecenderungan menampakkan wujud jelmaannya berupa bentuk atau sifat yang ia kehendaki, termasuk penyerupaan dengan wujud, atau sifat orang yang sudah meninggal. Biasanya, hantu menampakkan kepada orang yang sedang lemah iman, orang takut, anak-anak, dan perempuan, karena mereka lebih mudah dipengaruhi.

Mengenai penampakan jin, Abu sa'labah alkhusyani berkata yang artinya: "Rosu lulloh sollallo hualaihi wasallam telah menghabarkan kepada kami, bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan atau melayang di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing-anjing, dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" Hadits Riwayat Tabrani, Hakim, dan Baihaki.

Berdasarkan beberapa keterangan tersebut, maka jin qorin belum dapat dikatakan hantu sebagaimana diwacanakan di awal, karena jin qorin bersifat mempengaruhi manusia berbuat jahat, bukan menakut-nakuti, atau menampakkan wujud, sebagaimana hantu menurut anggapan orang-orang.

Jadi, hantu itu apa?

Islam tidak secara spesifik membahas konsep hantu, baik dalam nash-nash Al-Quran maupun Hadis. Namun dalam Islam, kepercayaan pada adanya makhluk gaib, seperti malaikat dan jin, adalah diakui. Malaikat diciptakan dari cahaya, dan Jin diciptakan dari api. Keberadaan mereka adalah mutlak adanya, tetapi terkategorikan sebagai makhluk halus, karena pada umumnya tidak dapat dijangkau oleh panca indra, walaupun sewaktu-waktu dapat berubah wujud lain.

Mengenai keberadaan dan karakteristik jin secara umum, telah diterangkan oleh Allah subha nahu wataala, yang artinya:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Azzariyat, ayat 56.

Ayat lain menyebutkan:
Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Tuhan-nya. Al-Kahfi ayat 50.

Ayat selanjutnya menyebutkan:
Yang mengganggu di dada manusia, dari bangsa jin dan manusia.
AnNas ayat 4 dan 5.

Ibnu Sina, seorang pakar Islam kenamaan, dalam risalahnya menyangkut Definisi Berbagai Hal, menyebutkan bahwa, jin adalah binatang yang bersifat hawa, yang dapat mewujud dalam berbagai bentuk.

Sedangkan setan adalah sifat, dan bukanlah makhluk. Segala sifat jahat dan prilaku buruk yang mengganggu, khususnya lewat jalur batin adalah sifat setan. Perilaku buruk ini, bisa dilakukan oleh jin dan manusia.

Dari beberapa keterangan tadi, dapat dipahami bahwa jin itu mempunyai golongan tersendiri. Ada golongan yang jahat dan ada yang taat. Jin yang membangkang disebut iblis, jin yang mengganggu disebut setan. Jin juga mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak semua jin adalah iblis atau setan tetapi ada yang taat. Namun demikian, entitas jin secara umum, dapat berubah wujud ke bentuk bukan aslinya.

Dan eksistensi hantu lebih cenderung kepada jin yang memiliki sifat setan, karena keberadaannya yang memiliki karakter dapat merubah bentuk, dan memiliki sifat pengganggu. Jadi, hantu memang ada, namun entitasnya lebih cenderung kepada jin yang memiliki sifat setan, bukan jin qorin, dan bukan roh orang meninggal.
Allo hua'lam bissowab..
Bagikan:

Syarat Menjadi Guru Menurut Imam al-Ghazali

Inilah Syarat Menjadi Guru Menurut Imam al-Ghazali. Syarat ini sekaligus sebagai kriteria seorang guru ideal yg betul-betul dapat digugu dan ditiru. Bagaimana sosok guru tersebut? Begini ulasannya.


Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa syarat menjadi guru yang baik atau pantas diserahi tugas mengajar yaitu seseorang yg selain memiliki kecerdasan dan akal sempurna, juga memiliki akhlak baik dan fisik kuat. Karena dengan akal sempurna ia dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan dengan mendalam, dengan memiliki akhlak baik ia bisa menjadi contoh suri tauladan yg baik bagi murid- muridnya, dan dgn fisik yang kuat ia dapat menjalankan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan semua anak muridnya.

Secara detail, kriteria guru yang baik menurut Imam al-Ghazali adalah sebagaimana berikut ini:

1. Beriman dan Bertakwa

Imam al-Ghazali menganjurkan kepada para guru atau tenaga pendidik agar selalu membina kepribadiannya dengan cara mendidik atau melatih dirinya sendiri. Beliau menyatakan: “Seorang guru hendaknya mendidik dirinya sendiri dengan cara membiasakan makan sedikit, tidak banyak bicara, tidak banyak tidur, serta memperbanyak beribadah, seperti: shalat, berdoa, berdzikir, banyak bersedekah, dan rajin berpuasa.” (Zainuddin, 1991).

2. Cerdas dan Sempurna Akalnya

Imam al-Ghzali menyebutkan bahwa seorang guru harus cerdas, dalam artian ia harus memiliki pengetahun mumpuni, mengadakan penelitian serta mengkaji berbagai disiplin ilmu, serta memahami profesinya sebagai guru dengan sebaik mungkin. (Abu Muhammad Iqbal, 2013).

3. Baik Akhlaknya

Imam al-Ghazali juga menyebutkan bahwa seorang guru harus bersikap jujur dan menjadi teladan bagi murid-muridnya, jauh dari sifat marah, dan memiliki rasa kasih sayang.

4. Kuat Fisiknya

Imam al-Ghazali menyebutkan lagi bahwa guru yang layak diberi tugas untuk mendidik adalah guru yg kuat fisiknya. Karena dengan memiliki fisik kuat maka ia dapat melaksanakan tugas dengan baik pada saat mengajar, mudah mendidik dan mengarahkan pada semua anak muridnya (Nata, 2000).

5. Profesional dalam Mengajar

Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa profesionalisme dalam mengajar sangat pentin. Karena sifat profesionalisme akan menimbulkan rasa percaya diri pada seorang guru dan menimbulkan perasaan nyaman pada diri murid. Hal ini tentu dapat mendorong para siswa untuk lebih termotivasi menguasai ilmu yang telah diajarkan oleh guru.

6. Ikhlas Mengajar Karena Allah

Menurut imam Ghazali, menyampaikan ilmu merupakan sebuah kewajiban dalam agama bagi setiap orang Islam yang alim atau memiliki ilmu. Oleh karena itu seorang guru hendaknya tidak boleh menuntut upah atas kegiatan mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW. yaitu mengajarkan ilmu semata-mata hanya karena mencari ridha Allah, sehingga dengan kegiatan mengajar itu ia bisa taqarrub kepada Allah.

7. Pengarah dan Penyuluh

Imam al-Ghazali juga menyebutkan bahwa seorang guru hendaknya menjadi pengarah sekaligus penyuluh yang baik di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan para muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi, sebelum mereka menguasai terlebih dahulu pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.

8. Simpatik dalam mengajar

Imam al-Ghazali juga menyebutkan bahwa pada saat mengajar, hendaknya seorang guru memakai cara yang simpatik, lembut dan tidak menggunakan cara-cara kekerasan, cacian, makian dan lainnya yang dimungkinkan membuat siswa trauma.

9. Menjadi Teladan

Imam al-Ghazali menyatakan bahwa seorang guru hendaknya menjadi teladan bagi murid-muridnya dengan konsisten mengamalkan ilmunya sesuai dengan perkataannya dan tidak melakukan kebohongan apalagi di hadapan murid-muridnya.

10. Memahami Kemampuan Muridnya

Imam al-Ghazali menyatakan lagi bahwa seorang guru hendaknya memperlakukan murid sesuai dengan batas kemampuannya, yakni memberikan ilmu pengetahuan atau pelajaran yang sewajarnya, sesuai dengan tingkat pemahaman murid. Dan memberikan mereka pengetahuan sesuai kapasitas akalnya dan menyesuaikan mereka menurut kadar pemahamannya akan mendatangkan kemaslahatan dan kemanfaatan. Apabila sebaliknya, maka akan menimbulkan pertentangan atau salah pengertian (Abu Muhammad Iqbal, 2013).

11. Sesuai Kata dan Perbuatannya

Imam al-Ghazali memberikanjuga peringatan pada seorang guru untuk tidak melakukan suatu perbuatan bertentangan dengan aturan yang pernah dibuat atau prinsip-prinsip yang pernah dikemukakannya. Karena jika hal ini terjadi, maka seorang guru akan kehilangan kewibawaannya dihadapan para murid-muridnya. Ia juga akan menjadi sasaran penghinaan atau bahan ejekan dari muridnya. Akhirnya ia tidak bisa mengatur murid-muridnya.
Bagikan:

Hadits Sunnah Rasul Di Malam Hari Jum'at

Inilah hadits-hadits Sunnah Rasul Di Malam Hari Jum'at. Hadits dan dalil dituliskan sebagai pegangan dalam menjalani amalan sunnah, khususnya di malam dan hari Jumat. Selamat membaca.


Demi kederhanaan artikel ini, marilah kita langsung membaca hadits-haditsmya. Hadits tentang sunnah Rosul pada malam atau hari Jumat sebagai berikut:

1. Membaca Surah Al Kahfi

Dari Abdullah bin Umar ta., berkata, Nabi saw., bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ "

Artinya:
"Barang siapa membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya hingga ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat." (HR. HR An-Nasa'i dan Baihaqi, Abu Bakr bin Mardawaih).

2. Membaca Surah Yasin

Rasulullah saw., bersabda:

من قرأ سورة يس والصافات ليلة الجمعة أعطاه الله سؤله

Artinya:
"Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya." (HR Abu Daud dari al-Habr).

Dalam riwayat lain disebutkan:

وذكر الثعلبي عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : "من قرأ سورة يس ليلة الجمعة أصبح مغفورا له"

Imam Tsa’labi menuturkan dari Abu Hurairoh Ra. “Barangsiapa membaca Yasin di malam Jumat, maka paginya diampuni dosanya”. [ alJaamii’ Li Ahkaam al-Quraan XV/3, Tafsiir Sirooj al-Muniir III/301 ].

3. Membaca Shalawat

Nabi Muhammad saw., bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَكْثِرُوا مِنَ الصَّلَاةِ عَلَيَّ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ ولَيْلَةِ الْجُمْعَةِ فَمَنْ فَعَلَ ذَالِكَ كُنْتُ لَهُ شَهِيْداً وَ شَفِيْعاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ –البيهقي

Artinya:
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Banyaklah bershalawat kepadaku di hari Jumat dan malam Jumat. Barang siapa melakukan hal itu, maka aku menjadi saksi dan pemberi syafa’at baginya di hari kiamat (Al Baihaqi, dihasankan oleh As Suyuthi).

Dalam Hadits lain disebutkan:

إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فأكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم معروضة علي

“Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jumat, karena itu perbanyaklah membaca shalawat untukku. Sesuhngguhnya shalawat kalian ditampakkan kepadaku.”
Sahabat bertanya:

يا رسول الله وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد أرمت

Bagaimana shalawat kami bisa ditampakkan kepada Anda, sementara Anda sudah menjadi tanah (di kkubur)?
Beliau menjawab:

إن الله تبارك وتعالى حرم على الأرض أَنْ تَأْكُلَ أجساد الأنبياء صلى الله عليهم

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi shallallahu ‘alaihim wa sallam.”(HR. Abu Daud, Nasa’i, Ibn Majah, dan dinyatakan shahih Syaikh Al-Albani)

4. Banyak Berdoa

Dari Abu Hurairah ra., berkata, Rasulullah saw., bersabda:

إن في الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه

Artinya:
"Sesungguhnya di dalam hari Jum’at ini, ada suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim menemuinya (hari Jum’at) sedangkan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan akan Alloh berikan padanya.” (Muttafaq ’alaihi)

5. Bersedekah

Dari Ka’ab ra., Rasulullah saw., bersabda:

والصدقة فيه أعظم من الصدقة في سائر الأيام

”Bersedekah di dalamnya lebih besar (pahalanya) daripada bersedekah pada hari lainnya.” (haditsmauquf shahih namun memiliki hukum marfu’).

6. Mandi Sunnah

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw, bersabda:

مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

Artinya:
Barangsiapa mandi seperti mandi junub lalu berangkat shalat Jumat di awal waktu, maka ia seperti berkurban dengan unta. Siapa yang berangkat Jumat di waktu kedua, maka ia seperti berkurban dengan sapi. Siapa yang berangkat Jumat di waktu ketiga, maka ia seperti berqurban dengan kambing gibas yang bertanduk. Siapa yang berangkat Jumat di waktu keempat, maka ia seperti berqurban dengan ayam. Siapa yang berangkat Jumat di waktu kelima, maka ia seperti berkurban dengan telur. (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu ’Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salambersabda,

إن هذا يوم عيد جعله الله للمسلمين فمن جاء الجمعة فليغتسل…

Artinya:
”Sesungguhnya hari ini adalah hari ’Ied yang Allah jadikan bagi kaum Muslimin, barangsiapa yang mendapati hari Jum’at hendaknya ia mandi…” (HR Ibnu Majah dalam Shahih at-Targhib I/298).

7. Memakai Wewangian

Dari Salman beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,

لا يغتسل رجل يوم الجمعة ويتطهر ما استطاع من طهر ويدهن من دهنه أو يمس من طيب بيته ثم يخرج فلا يفرق بين اثنين ثم يصلي ما كتب له ثم ينصت إذا تكلم الإمام إلا غفر له ما بينه وبين الجمعة الأخرى

”Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baik bersuci, lalu ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan minyak wangi, kemudian ia keluar (menunaikan sholat Jum’at) dan tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melakukan sholat apa yang diwajibkan atasnya dan ia diam ketika Imam berkhutbah, melainkan segala dosanya akan diampuni antara hari Jum’at ini dengan Jum’at lainnya.” (HR Bukhari).

Disebutkan dalam QS. Al-Araf ayat 31. Allah SWT berfirman sebagai berikut:

 يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ ٣١

Artinya: Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Bagikan:

10 Macam Amal Jariyah yang Jarang Dibahas

Inilah artikel tentang 10 Macam Amal Jariyah yang Jarang Dibahas. Selamat membaca.


Sahabat Taman Baca Virtual, sebelum kita membahas tentang 10 macam-macam amal jariyah, ada baiknya kalau kita mengingat kembali bahwa definisi amal jariyah adalah amal yg pahalanya mengalir terus-menerus walaupun orangnya sudah meninggal dunia. Dengan demikian maka orang yang pernah beramal jariyah sewaktu hidupnya, niscaya ia akan terus mendapatkan pahala tak pernah putus selama amalnya masih bermanfa’at utk orang lain.

Dalil tentang amal jariyah sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surah ke-41 yakni Al-Fushshilat ayat 8;

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya."

Berdasarkan keterangan Tafsir Jalalain, ayat tersebut mengandung maksud bahwa: 'Sesungguhnya orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya, yakni tanpa henti-hentinya.' Adapun Tafsir Muyassar memberikan penjelasan bahwa: 'Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah, utusan-Nya, kitab-Nya dan melakukan amal-amal shalih dengan ikhlas dalam melakukannya, bagi mereka pahala besar yang tidak terputus dan tidak terhalangi.'

Di samping itu, ada ayat serupa sbb:

 أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗ وَلَهٗٓ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia. (Al-Hadiid, 11)

Juga ada pula dalil masyhur dai hadits Rasulullah SAW., sbb:

عَنْ اَبي هُـرَيْـرَةَ رَضِـَي اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذاَ ماَتَ ابْنُ اٰدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَث: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَه (رَوَهُ مُسْلِمْ)

Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam telah mati, terputuslah amalannya kecuali 3 perkara; Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim).

Sehubungan dengan keumuman sedekah jariyah dalam konteks kemanfaatan amal-amal shaleh yang jenisnya bermacam-macam, maka Syekh Al-Haj Abdul Hamid Hakim, dalam kitab Mabaadi Awwaliyah halaman 46 beliau merinci tentang 10 macam amal jariyah, sebagaimana berikut:

1. Mengajarkan ilmu yang bemanfa’at.
2. Mendidik anaknya sehingga menjadi anak shalih/shalihah.
3. Menanam pohon.
4. Memberi infak.
5. Mewariskan mushaf/AlQur’an.
6. Menutup lubang/jurang.
7. Membuat sumur.
8. Mengalirkan sungai.
9. Membangun rumah untuk musafir/majlis dzikir.
10. Mengajarkan Al-Qur’an.

Dengan demikian maka orang yg mengajarkan ilmu agama, atau menganjurkan untuk berbuat kebaikan, atau mendidik anaknya sehingga menjadi orang shaleh / shalehah, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala amal shalih yang didapat oleh orang yang pernah diajari atau didiknya.

Mengenai hal ini telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dari hadits riwayat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah ra.,, bahwa Rasulullah saw., bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

Artinya:
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya” (HR. Muslim nomor 1893).

Adapun orang yg menginfakkan hartanya di jalan Allah, atau mempergunakan tenaga dan fikirannya untuk fasilitas agama, atau membangun sarana umum demi kemaslahatan umat, maka ia akan terus mendapatkan pahala jariyah selama fasilitas atau sarana prasarana tersebut masih dipakai untuk kemaslahatan atau mendatangkan amal shaleh.

Dalam hal ini, dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا ، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا

Artinya:
“Barangsiapa yang membantu perlengkapan orang yang berjihad di jalan Allah maka sungguh dia juga telah ikut berjihad, dan barangsiapa yang membantu keluarga seorang yang berjihad di jalan Allah dengan suatu kebaikan maka dia juga telah ikut berjihad.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Al-Imam Ath-Thobari rahimahullah dalam kitab Syarhul Bukhari Libnil Baththol, 5/51 menyimpulkan dalam hadits ini terdapat fiqh (pemahaman) bahwa setiap orang yang menolong seorang mukmin dalam melaksanakan suatu amalan kebaikan maka orang yang menolong tersebut mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap amal jariyah yang kita upayakan merupakan suatu investasi multi pahala yang mana hasilnya akan dinikmati kelak di akhirat. Semoga kita dapat mengamalkannya; kalaupun tidak sanggup mengamalkan semuanya, tapi tidak meninggalan semuanya. Akhirnya kita berharap semoga Allah memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga kita termasuk orang-orang yang cinta beramal jariyah. Aaamiiin. Sungguh Allah Maha Melipatgandakan Pahala.

Itulah artikel tentang 10 Macam Amal Jariyah yang Jarang Dibahas. Apabila dianggap pentinng atau bermanfaat silahkan share ke rekan, sahabat, atau teman. Mudaha2an menjadi bacaan yg disukai. Trimakasih.

Bagikan:

15 Ciri-Ciri Laki-Laki Sholeh, Ayat dan Haditsnya

Inilah artikel tentang 15 Ciri-Ciri Laki-Laki Sholeh Berdasarkan Ayat dan Hadits. Tulisan ini dilengkapi dalil dari Al Quran beserta hadits yg relevan sesuai kategorinya. Selengkapnya, mari kita baca bersama. Semoga ini menjadi ilmu bagi kita sehinga kita lebih religi menjalani hari-hari dalam kehidupan ini. Selamat Membaca.


Adapun 10 Ciri-Ciri Laki-Laki Sholeh Berdasarkan Ayat dan Hadits, sebagai berikut:

1. Beriman

Ciri-Ciri pertama laki-laki shaleh adalah beriman kepada Allah swt, disertai keimanan terhadap rukun iman yang 6 lainnya. Karena keimanan seorang lelaki menunjukkan keshalehannya di sisi Allah, sekaligus pencerminan keshalehan di mata manusia. Allah swt. berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Artinya,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. (QS. Al Bayyinah: 7)

2. Bertakwa

Ciri-ciri kedua bahwa seorang laki-laki itu shaleh adalah bertakwa kepada Allah swt. Bukti ketakwaannya sesuai esensi takwa yakni menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Allah SWT berfirman dalam:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya,
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Al Hujurat, 13)

3. Taat beribadah

Ciri-ciri laki-laki shaleh berikutnya adalah ketaatannya dalam beribadah. Ketaatannya untuk beribadah merupakan perwujudan atas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt. Fdisebutkan dalam Surat An-Nisa ayat 69 berikut ini:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Artinya,
Siapa saja yang menaati (ketentuan) Allah dan rasul-Nya, niscaya mereka kelak akan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya, yaitu para nabi, kalangan shiddiq, syuhada, dan orang-orang saleh. Mereka adalah sebaik-baik sahabat,” (Surat An-Nisa ayat 69).

4. Selalu bersyukur dan sabar

Laki-laki shaleh selalu mensyukuri sekecil apapun nikmat yg Allah berikan kepadanya. Ia hampir tak memandang jumlah nikmat itu melainkan ia memandang Sang Pemberi nikmat. Di samping itu ia juga rela bersabar tatkala menghadapi kesulitan atau musibah karena ia yakin segala bentuk kesulitan adalah ladang penghapus dosa sekaligus ajang peningkat derajat di sisi Allah. Ia berpegang kepada hadits ini:

عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له

Artinya,
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim nomor 2999)

5. Suka berkumpul dengan orang sholeh

Suka berkumpul dengan orang sholeh merupakan ciri-ciri laki-laki shaleh berikutnya. Ia tidak anti orang yg dianggap tidak shaleh, akan tetapi ia lebih cenderung lebih akrab dengan orang shaleh lainnya.

عن أبي موسى الأَشعَرِيِّ رضيَ اللَّهُ عنه أَن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّما مثَلُ الجلِيس الصَّالِـحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ . كَحَامِلِ المِسْكِ ، وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحامِلُ المِسْكِ ، إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحاً طيِّبةً . ونَافخُ الكيرِ إِمَّا أَن يحْرِقَ ثيابَكَ وإمَّا أنْ تجِدَ مِنْهُ ريحاً مُنْتِنَةً » متفقٌ عليه
Artinya,
Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk adalah sebagai pembawa minyak misik (yang baunya harum) dan peniup perapian (pandai besi). Pembawa minyak misik ada kalanya memberikan minyaknya padamu, atau engkau dapat membelinya, atau (setidak-tidaknya) engkau dapat memperolehi mencium bau yang harum daripadanya. Adapun peniup perapianmu, maka ada kalanya akan membakarkan pakaianmu atau engkau akan memperolehi bau yang busuk daripadanya.” (Muttafaq ‘alaih)

6. Berakhlak baik

Lelaki shaleh terlihat dari akhlak baiknya kepada sesama. Ia selalu menebar salam, sapa, atau senyum beriring ketulusan dari dalam jiwanya. Ciri-ciri sikapnya seolah-olah terjadi secara reflek karena didorong oleh kemurnian hatinya atau karena keberkahan ilmunya, bukan karena maksud tertentu. Terkait hal ini Rasulullah saw., bersabda:

كان أحسن الناس خلقا، لم يكن فاحشا ولا متفحشا، ولا سخابا في الأسواق، ولا يجزي بالسيئة السيئة، ولكن يعفو ويصفح
Artinya,
“Adalah Rasulullah saw. orang yang paling bagus akhlaknya: beliau tidak pernah kasar, berbuat keji, berteriak-teriak di pasar, dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Malahan beliau pemaaf dan mendamaikan.” (HR. Ibnu Hibban)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «خَيْرُكُمْ إِسْلاَماً أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقاً إِذَا فَقِهُوا» رواه أحمد

Artinya:
“Abu Hurairah ra., berkata: “Rasulullah saw., bersabda: “Sebaik-baik keislaman kalian adalah yang paling baik akhlaknya jika mereka berilmu.” HR. Ahmad)

7. Pantang berbuat sia-sia

Termasuk ciri-ciri laki-laki shaleh adalah ketidak sukaannya terhadap hal yg tak bermanfaat. Baginya, kesia-siaan adalah merupakan sebuah pantangan. Karena iya menyadari sekaligus mempraktekkan sebuah ajaran Islam bahwa setiap perbuatan akan dipertanggung jawabkan kelak di saat penghisaban amal. Terkait ini, Rasulullah saw., bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ. (حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا)

Artinya,
Dari Abu Hurairah ra., dia berkata: Rasulullah saw., bersabda: “Merupakan tanda baiknya Islam seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya”. (HR. At-Turmuzi dan lainnya)

8. Menjaga Pandangannya

Lelaki shaleh pandai menjaga pandangannya. Ia melihat hanya kepada yg semestinya dilihat. Pandangannya fokus, tertuju kepada yg ia tuju. Ciri-ciri sikap ini ditengarai sebagai efek positif dari shalatnya (mencegah kekejian dan kemunkaran).yg didasari keimanan, ketakwaan, serta kekhusyu'an yg berkualitas di hadapan Allah swt. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Artinya,
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (An Nur, 24)

9. Bermanfaat Untuk Orang Lain

Laki-laki shaleh mempunyai ciri-ciri unggul di dalam lingkungan masyarakat. Ia dapat memenuhi permintaan tolong dari orang lain yg membutuhkan pertolongannya, sesuai kemampuannya. Ia juga terbiasa menolong orang lain tanpa pamrih. Kehadirannya di tengah masyarakat seakan-akan menjadi keharusan, sedgkan ketiadaannya seakan-akan dirindukan atau disayangkan. Begitulah ciri-ciri lelaki bermanfaat. Terkait hal ini, Rasulullah saw., bersabda:

عَنِ جابر، رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya:
“Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. AthThabrany).

10. Suka memberi

Laki-laki shaleh juga mempunyai kebiasan memberi makanan atau bantuan lain kepada yg membutuhkan. Ciri-ciri ini termasuk kebaikan akhlak sosialnya sebagai tanda keshalehannya di mata manusia. Lelaki semacam ini tidak pernah menuntut balasan pemberian atau sanjungan dari orang lain. Karena ia yakin balasan dari Allah pasti yg terbaik. Rasulullah saw., bersabda:

عَنْ حَمْزَةَ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ رضي الله عنه قَالَ: فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ» رواه أحمد

Artinya:
“Hamzah bin Shuhaib meriwayatkan dari bapaknya ra., berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw., bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan.” (HR. Ahmad)

11. Mampu memimpin

Kepiawan memimpin juga termasuk ciri-ciri laki-laki shaleh. Karena lelaki shaleh sudah terbiasa memimpin dirinya, maka tidak terlalu sulit baginya memimpin orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Allah swt., berfirman:

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Artinya,
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar. (QS. An Nisa: 34)

Rasulullah saw., juga bersabda:

عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: «كلكم راع، وكلكم مسؤول عن رعيته: والأمير راع، والرجل راع على أهل بيته، والمرأة راعية على بيت زوجها وولده، فكلكم راع، وكلكم مسؤول عن رعيته» . متفق عليه.
Artinya,
Dari Ibnu Umar ra.huma dari Nabi saw., beliau bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kempemimpinannya. Seorang pangeran adalah pemimpin, dan seorang lelaki adalah pemimpin atas keluarganya. Dan seorang wanita akan ditanya tentang kepemimpinan di rumah suaminya dan anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kempemimpinannya. (HR. Bukhari - Muslim)

12. Bisa mengendalikan hawa nafsunnya

Laki-laki shaleh bukan orang yg suci dari dosa (ma'shum), akan tetapi terpelihara (mahfuzh) dari dosa. Maka ia bisa menaklukkan hawa nafsunya karena hatinya terlanjur cinta berbalut iman kepada Allah. Sehingga di saat hawa nafsu mengusiknya, ia spontan bergumam: "Aku takut kepada Allah." Hal ini disebut dalam hadits Rasulullah saw., sbb.

عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : “لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ” حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
Artinya,
Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah saw., bersabda, “Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan sahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).

13. Mengajak Menikah, Bukan Pacaran

Ciri-ciri lain dari laki-laki shaleh adalah berta'aruf dengan wanita sebagai ikhtiar mendapatkan jodoh utk diajak menikah atau dipersunting menjadi istrinya. Ia tidak suka dengan istilah pacaran, karena konotasinya lebih mendekati kepada khalwat dgn nonmahram. Ia berpegang teguh kepada hadits Nabi saw., sebagaimana berikut:

عن جابر رضي الله عنه، قال رسول الله صلعم،
ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يخلون بامرأة ليس معها ذو محرم منها فإن ثالثهما الشيطان

Artinya,
Dari Jabir ra., Rasulullah saw., bersabda: Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahram wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad)

14. Berperilaku baik kepada istrinya

Laki-laki shaleh adalah sesosok suami yg mempunyai prilaku baik terhadap istrinya. Ia paham betul apa yg menjadi hak dan tanggung jawab terhadap istrinya. Ciri-ciri kebaikannya itu pun tidak terlepas dari amanah terhadap Allah swt., atau sunnah dari Rasulullah saw.

Laki-laki shaleh juga dapat bertindak sebagai suami yg mampu memberi nasihat kebaikan terhadap istrinya. Ia pun tak segan-segan menegur atau bahkan memukul istrinya dalam rangka mendidik ke arah yg lebih baik.Terkait hal ini, Allah swt. berfirman:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Artinya,
“Dan bergaullah dengan mereka (istri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An Nisaa’ : 19)

Kemudian hadits mengena hal ini sebagaimana sabda Nabi saw., sbb.

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى. رواه الترمذى
Artinya:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah Shallallau ‘Alaihi Wasallam berasabda: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR Tirmidzi).

Disebutkan, dari Amr bin Al Ahwash Al Jusyami  pernah mendengar Nabi saw., berkhutbah pada haji Wada’. Setelah memuji dan menyanjung Allah, beliau memberi peringatan dan nasihat. Beliau bersabda:

ألا و استوصوا بالنساء خيرا فإنما هن عوان عندكم ليس تملكون منهن شيئا غير ذلك إلا أن يأتين بفاحشة مبينة فإن فعلن فاهجروهن في المضاجع و اضربوهن ضربا غير مبرح فإن أطعنكم فلا تبغوا عليهن سبيلا ألا و إن لكم على نسائكم حقا و لنسائكم عليكم حقا فأما حقكم على نسائكم فلا يوطئن فرشكم من تكرهون و لا يأذن في بيوتكم لمن تكرهون ألا و إن حقهن عليكم أن تحسنوا إليهن في كسوتهن و طعامهن . ‌

Artinya:
“Berpesanlah kalian dengan kebaikan terhadap wanita (para istri), karena mereka itu hanyalah penolong di sisi kalian. Kalian tidak menguasai dari mereka sedikitpun selain itu, kecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Bila mereka melakukan hal tersebut, tinggalkanlah mereka di tempat tidurnya dan pukullah dengan pukulan yang tidak membuat cidera. Namun bila mereka mentaati kalian, maka tidak ada jalam bagi kalian untuk menyusahkan mereka. Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian. Dan merekapun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan ada orang yang kalian benci untuk menginjak hamparan (permadani) kalian dan istri tidak boleh menginknn orang yang kalian benci masuk rumah kalian. Adapun hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik kepada mereka dalam memberikan pakaian dan makanan kepada mereka.” (HR. Tirmidzi)

15. Peduli istri

Ciri-ciri lain yg menunjukkan keshalehan seorang laki-laki adalah peduli terhadap istrinya. Ia bisa merasakan bagaimana kesibukan di posisi istri. Ia pun tulus membantu istrinya pada saat2 yg tepat. Terkait hal ini, ada hadits Nabi utk diteladani, sbb.

عَنْ عُرْوَةَ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: “مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ”

Artinya,
Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah saw., tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (HR. Ibnu Hibban).

Itulah artikel tentang 15 Ciri-Ciri Laki-Laki Sholeh Berdasarkan Ayat dan Hadits yg dilengkapi dalil dari Al Quran beserta hadits. Mudah-mudahan bermanfaat, baik kepada pasangan suami istri ataupun yg masih dalam proses mencari pasangan suami. Apabila bacaan ini dianggap baik, silahkan bagikan kepada sahabat kerabat terdekat Antum. Syukron.
Bagikan:

8 Cara, Allah Memberi Rizki Kepada Manusia

Inilah artikel tentang 8 Cara Allah Memberi Rizki Kepada Manusia. Selaku orang Islam, kita sadar sesadar-sadarnya bahwa di dalam kehidupan dunia ini diwajibkan berusaha untuk mendapatkan rezeki dari Allah swt. Namun kita juga harus sadar bahwa seberapa besar rizki yg akan kita terima dari usaha yang telah kita lakukan adalah semata-mata ditentukan oleh Allah swt. Karena rizki di dunia bukanlah seperti matematika, yakni 1+1 =2. Namun terkait rezeki, adakalanya kita mengalami 1+1=0 atau bisa 1+1=11. Semua itu adalah kehendak Allah swt dalam memberikan rezeki kepada manusia baik dari jumlahnya maupun inspirasi dan cara Allah memberikannya kepada kita.

Di samping itu kita harus menyadari pula bahwa rizki tidak hanya didapatkan dari bekerja atau berusaha saja. Akan tetapi Allah memberikan rizki kepada kita melalui banyak cara, sebagaimana disebutkan dalam sejumlah ayat Al-Qur’an. Berikut ini akan disampaikan ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan jenis cara atau jalan Allah memberikan rezekinya kepada manusia. Selamat Membaca!!


Pertama, rezeki yg diberikan sebagai dijamin dan ditentukan oleh Allah swt. Rezeki ini disebutkan dalam Surat Hud ayat 6:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: “Tidak satu pun hewan*) yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)."
*) = manusia adalah termasuk hayawan natiq (hewan yg bisa berbicara).

Kedua, rezeki yg diberikan sebab bekerja atau berusaha. Hal ini disebutkan dalam Surat An-Najm ayat 39:

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ
Artinya: “bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,”

Ketiga, rezeki yg dianugerahkan oleh Allah sebagai tambahan karena kita bersyukur. Hal ini disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 7:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

Keempat, rezeki yg didapat dari arah yang tidak disangka-sangka. Hal ini disebutkan dalam Surat At-Thalaq ayat 2-3:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."

Kelima, rezeki yg dianugerahkan Allah sebagai berkah dari istighfar (kita memohon ampun kepada-Nya). Hal ini disebutkan dalam Surat Nuh ayat 10-11:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ
Artinya: “Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,”

Keenam, rezeki yg dianugerahkan oleh Allah sebab adanya pernikahan. Hal ini disebutkan dalam Surat An-Nur ayat 32:

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Ketujuh, rezeki yg dihadirkan melalui kehadiran anak-anak kita. Rezeki ini disebutkan dalam Surat Al-Isra ayat 31:

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا
Artinya: “Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar.”

Kedelapan, rezeki yg didapatkan sebagai ganti/pahala berinfak atau bersedekah. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 261:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Ayat-ayat Allah tentang jenis, sebab, atau perantara rizki yang diberikan Allah swt ini seharusnya dapat menambah keimanan kita kepada-Nya dan meningkatkan ikhtiyar beriring sikap tawakal kita kepada-Nya dalam mengarungi kehidupan dunia. Kita tidak dibenarkan terlalu terobsesi sehingga bekerja tanpa kenal waktu kemudian melupakan tugas utama kita sebagai hamba Allah, yakni beribadah kepada-Nya. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)ز

Di dalam bekerja, kita juga harus menanamkan niat sebagai ikhtiyar, diikuti tawakkal serta komitmen ibadah kepada Allah karena memenuhi kebutuhan hidup sebagai bekal beribadah kepada-Nya. Jika hal ini bisa kita tanamkan dalam diri kita, maka Insyaallah, Allah akan terus mengalirkan rizki yang berkah, halal, baik dan bermanfaat. Karena sejatinya, kita bekerja di dunia, namun kita harus menyadari bahwa kehidupan ini hanyalah persinggahan karena kita pasti akan kembali kepada-Nya. Oleh karena itu kita harus membekali diri menuju akhirat untuk menghadap keharibaan Ilahi Rabbi, Tuhan Penguasa Alam dan diri kita. Terkait hal ini Rasulullah saw., bersabda dalam sebuah hadits qudsi:

عن أبي واقد الليثي
"إنَّا أنزلنا المال لإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، ولوكان لابن آدم وادٍ لأحب أن يكون له ثان، ولو كان له واديان لأحب أن يكون لهما ثالث، ولا يملأ جوف ابن آدم إلا التراب، ثم يتوب الله على من تاب" ١. رواه أحمد، والطبراني في الكبير
Artinya, “Dari Abu Waqid Al-Laitsi, Rasulullah saw, bersabda, bahwa Allah swt., berfirman: 'Sesungguhnya Aku (Allah) menurunkan harta semata-mata agar (digunakan) dalam mendirikan shalat dan membayar zakat (sedekah). Kalaulah anak Adam dianugerahi satu lembah emas maka masih ingin dua lembah. Kalau punya dua lembah maka masih ingin tiga lembah. Dan tidak akan merasa penuh lambung anak Adam itu melainkan dengan tanah (kembali ketanah). Lalu ia akan menyesal dan ingin bertaubat.” (HR. Ahmad & Thabrani)

Itulah artikel tentang 8 Cara Allah Memberi Rizki Kepada Manusia. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba yang terus dianugerahi rizki dari berbagai cara namun tetap mendapatkan keberkahan serta kemanfaatannya dunia hingga akhirat. Amin.

Selanjutnya, apabila tulisan ini dianggap bermanfaat, silahkan di share (bagikan) linknya ke orang yg tepat. Jazakumullahu khairan katsiran. Barakallah lana wa lakum waliman intafa'a  bihadzihil maqalah. Syukron 'ala ihtimamikum wamusa'adatikum.
Bagikan:

10 Ciri-Ciri Wanita Sholehah Menurut Al-Quran dan Hadis

Inilah artikel tentang10 Ciri-Ciri Wanita Sholehah Menurut Al-Quran dan Hadits. Selamat Membaca.


Sebagai referensi mencari wanita shalehah (solehah) buat dipersunting menjadi istri atau acuan memilih jodoh sebagai pendamping hidup bahagia dunia akhirat, ada hadits populer yg bisa dijadikan patokan. Haditsnya sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw. beliau bersabda,

تُنْكَحُ المَرْأةُ لأَرْبَعِ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وجَمَالِهَا ولِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذاتِ الدين تَرِبَتْ يَدَاك

“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik agamanya, niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari, no. 5090 dan Muslim, no. 1466)

Kemudian mengenai ciri-ciri wanita shalehah menurut Islam berdasarkan ayat maupun hadits berikut ini.

1. Beriman

Wanita shalehah adalah wanita yg beriman kepada Allah daam rukun iman yg 6 (enam). Ciri-ciri keimanannya terlihat dari ketakwaan serta ketaatannya menjalani hidup sesuai ajaran Islam. Perilakunya mencerminkan inti anjuran Allah SWT sebagaimana firmanNya,

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّارِ ۖ وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓا اِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِذْنِهٖۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ࣖ
Artinya,
Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran. (Al Baqarah 221)

2. Bertakwa

Wanita shalehah senantiasa menjalani hidup dengan ketakwaan kepada Allah. Ia melaksanakan esensinya sebagai manusia dan hamba, di posisi wanita. Ia menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya sebagai perwujudan ketakwaan. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya,
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti. (Al Hujurat 13)

3. Menundukkan pandangan

Ciri-ciri wanita shalehah berikutnya adalah menundukkan pandangan. Ia memandang kepada lawan jenisnya sekedar keperluan, tulus, tidak menimbulkan kecurigaan, syahwat, ataupun fitnah. Ia melakukan itu karena mengikuti ajaran dalam Islam yg sudah mengkarakter dalam jiwanya. Allah SWT berfirman

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya,
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. (An Nur 31)

4. Menutup aurat

Wanita shalehah selalu menutup auratnya di hadapan lelaki nonmahramnya. Ia selalu terpanggil menutup aurat sesuai kodratnya sebagai wanita karena menjalankan perintah Allah sebagaimana ayat di atas.

5. Menjaga kehormatannya.

Wanita shalehah bisa menjaga dirinya. Ia juga pandai mencari teman yg baik demi mempertahankan mahkota kewanitaannya. Terkadang ia berani memilih mengucilkan diri daripada harus larut ke dalam pergaulan yg tidak sesuai dengan ajaran agamanya. Pegangannya adalah ayat di atas juga.

6. Tidak pamer

Wanita shalehah berpenampilan sederhana, anggun, dan bersahaja. Ia tampak indah dari kepribadiannya, bukan indah karena pakaian atau perhiasan yg ditonjolkan. Bahkan ia menyembunyikan serapi mungkin sekiranya ia memiliki perrhiasan bernilai mahal. Ia melakukan itu dengan tulus menjalankan perintah Tuhannya sebagaimana ayat di atas.

7. Taat

Wanita shalehah selalu taat terhadap perintah Allah. Taat karena takwa, taat yg menerap dari dalam jiwa. Kebiasaan taat ini akan reflek berdampak pada ketaatan terhadap ortunya, gurunya, dan suaminya. Allah SWT berfirman

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا

Artinya,
Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun. (An Nisaa, 124)

Kemudian dari Abdurrahman bin Auf RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW.

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Artinya: "Jika seorang wanita selalu: 1. menjaga shalat lima waktu, 2. berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), 3. menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan 4. taat pada suaminya, maka dikatakan kepada wanita tersebut, "Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka." (HR Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahih al Jami')

8. Tanggung jawab

Wanita shalehah yg berperan sebagai istri, tetap anteng menjalankan tugas-tugas rumah tangganya, amanah, dan bertanggung jawab terhadap suaminya kendatipun suaminya sedang keluar rumah. Ia mampu menempatkan dirinya sebagai bagian penyempurna di dalam rumah tangganya. Ia juga bisa bertanggung jawab menjaga harta suaminya. Allah SWT berfirman

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Artinya,
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar. (QS. An Nisa: 34)

Kemudian dari Abu Hurairah berkata:

قِيْلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ النِّساَءِ خَيْرٌ؟ قَالَ: الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيْعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلاَ تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَلَا فِي مَالِهِ بِمَا يَكْرَهُ

Ditanyakan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam : “Wanita (istri) yang bagaimanakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Yang menyenangkan suaminya bila suaminya memandangnya, yang menaati suaminya bila suaminya memerintahnya, dan ia tidak menyelisihi suaminya dalam perkara dirinya dan tidak pula pada harta suaminya dengan apa yang dibenci suaminya.” ( HR Ahmad, Nasa'i, Baihaqi, dan Abu Daud )

9. Tidak Nusyuz

Wanita shalehah tidak menjadikan nusyuz (kabur dari suami) sebagai jalan keluar dalam permasalhan yg sedang dihadapi. Ia selalu mencari cara terbaik dalam mengatasi permasalahan, baik melalui curhat kepada teman yg dipercaya, istikharah, atau kontemplasi mandiri, dll. Ia lebih memilih berpegang teguh kepada maksud ayat tadi daripada yg lain.

10. Menyenangkan suaminya

Wanita shalehah, diamnya, sikapnya, gayanya, dan candanya, selalu mendatangkan ketentraman bagi suaminya. Nabi bersabda dalam haditsnya:

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ
Artinya,
“Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita yang shalihah. Bila engkau memandangnya, ia menggembirakan (menyenangkan) mu. Bila engkau perintah, ia menaatimu. Dan bila engkau bepergian meninggalkannya, ia menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu.” ( HR. Ahmad dan Muslim ).

Itulah artikel tentang 10 Ciri-Ciri Wanita shalehah. Mudah2an tulisan sederhana ini xukup mewakili bacaan yg seharusnya dibaca pada saat mencari wanita shalehah (baca:.solehah) buat dipersunting menjadi istri atau acuan memilih jodoh sebagai pendamping hidup bahagia dunia akhirat, Aamiin.
Bagikan:

ARSIP BULANAN

PEMBACA TBv

PEMBACA ONLINE