Anda sedang membaca artikel: Sedekah Bumi dan sedekah Laut Dalam Perspektif Islam dari Taman Baca Virtual.
Apa yang dimaksud dengan sedekah bumi?
Sedekah bumi adalah, tradisi atau ritual keagamaan di Indonesia, yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang diperoleh. Istilah sedekah bumi berbeda-beda pada tiap daerah. Akan tetapi secara umum, upacara ini melibatkan pawai, pengajian, pembacaan dzikir, doa, serta pemberian sebagian hasil pertanian atau kekayaan alam lainnya kepada sesama, sebagai bentuk syukur terhadap Tuhan Yang Maha Memberi Rezeki.
Sedekah bumi sering dilakukan pada saat panen atau waktu tertentu dalam siklus pertanian. Ritual ini diharapkan dapat membawa keberkahan atas hasil bumi, kesuburan tanah, serta kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Dari aspek tradisi, ritual ini dimaksudkan untuk mencerminkan hubungan manusia dengan alam, serta kepercayaan akan pentingnya mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan melalui alam.
Apa yang dimaksud dengan sedekah laut?
Sedekah laut adaah, tradisi masyarakat pesisir di Indonesia, utamanya para pelayan. Istilah sedekah laut bermacam macam pada masing masing daerah. Namun secara umum, upacara tradisi adat ini mengemas kegiatan kirab, bacaan dzikir, doa, serta larung sesaji atau pelepasan hewan laut ke laut. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Memberi anugerah berupa hasil laut yang beraneka ragam.
Tradisi ini dilakukan sebelum memulai musim penangkapan ikan, atau pada waktu tertentu sesuai kepercayaan adat setempat. Upacara ritual ini diharapkan dapat membawa keberkahan serta keselamatan dalam mencari hasil laut, dan kemakmuran bagi masyarakat setempat. Secara tradisi, ritual ini juga dimaksudkan untuk mencerminkan keterikatan manusia dengan air, dilandasi kepercayaan akan pentingnya mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan melalui laut, juga menerapkan konsep rahmatan lil alamin.
Tradisi seperti sedekah bumi dan sedekah laut, berkembang secara turun temurun, melintasi sejarah dari generasi ke generasi, sebagai bentuk ekspresi lokal yang mencerminkan prinsip-prinsip kepercayaan sesuai ajaran yang diyakini. Namun dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tidak bisa serta merta menjustifikasi tradisi yang sudah menjadi warisan budaya nusantara ini. Sejauh ini, sikap paling diterima masyarakat adalah menggunakan konsep akulturasi budaya, sebagaimana telah berhasil diterapkan oleh para wali, yang dikenal dengan Wali Songo.
Adakah dalil dalam Islam tentang sedekah bumi dan sedekah laut?
Dalil atau rujukan langsung mengenai sedekah bumi dan sedekah laut tidak secara eksplisit terdapat dalam sumber-sumber agama Islam, baik Al-Qur'an maupun al Hadis. Namun, prinsip-prinsip syukur, sedekah, juga berbagi rezeki, secara umum ditegaskan dalam ajaran Islam.
Sebagai contoh, dalam Al-Qur'an dinyatakan, "Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Surah Ibrahim ayat 7.
Allah Subhanahu Wataala juga berfirman, yang artinya:
berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. (Al Isra'' ayat 26).
Prinsip prinsip syukur serta memberikan sebagian dari rezeki kepada sesama, juga dapat ditemukan dalam banyak hadis Nabi Muhammad Shallalla hualai wasallam, yang menekankan pentingnya bersyukur, bersedekah juga berbagi kepada sesama. Misalnya, sabda beliau yang artinya:
“Sebarkan salam atau kedamaian, berilah makanan, sambunglah silaturahim, solatlah di malam hari ketika orang lain sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan penuh keselamatan” (HR. Ibnu Majah dnAhmad).
Sebagai khalifah di muka bumi, apa yang harus dilakukan umat Islam?
Sementara tidak ada nash atau teks langsung, yang mengatur tentang sedekah bumi atau sedekah laut, maka prinsip-prinsip islam terkait dengan ungkapan syukur, berbagi kepada sesama, juga peduli terhadap alam, diharapkan selalu melekat pada setiap umat, serta tetap menjadi perhatian penting bagi cendekiawan muslim, lebih lebih kalangan ulama. Karena sejatinya, prinsip prinsip itulah yang akan menghadirkan makna, sehingga pelaksanaan tradisi yang memerlukan banyak energi dan materi tersebut dapat memberikan nilai-nilai religi dalam perspektif agama Islam.
Hal ini juga dimaksudkan, agar setiap perbuatan mempunyai nilai ibadah di hadapan Allah. Karena, masing masing manusia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Umur yang dijatahkan, ilmu yang dikaruniakan, termasuk harta yang dianugerahkan selama di dunia, semua akan dihisab. Oleh karena itu, sedekah bumi dan sedekah laut semestinya dilakukan sesuai aturan syariat agar mempunyai nilai di sisi Allah, beriring ridho-Nya, serta tidak menyebabkan murka-Nya.
Bagaimana bersedekah yang dianjurkan agama Islam?
Aturan bersedekah di dalam Islam di antaranya sebagai berikut:
Pertama, harta yang disedekahkan harus berupa barang halal, juga didapat dengan cara yang halal.
Kedua, sedekah harus disertai niat untuk taqorrub kepada Allah, bukan kepada selain Allah.
Ketiga, mengutamakan sedekah kepada keluarga terdekat, diantara mereka yang memerlukan.
Keempat, bersedekah sesuai kemampuan, dengan memposisikan diri di antara kikir dan boros.
Kelima, tidak mengharapkan balasan, baik berupa pahala maupun keberkahan, kecuali dari Allah.
Allah Subhanahu Wataala juga berfirman, yang artinya:
Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih), orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar. (Al Furqan ayat 67).
Itulah ulasan tentang sedekah bumi dan sedekah laut, dalam perspektif Islam. Alloahu a'lam bish-shawab. Anda telah membaca artikel: Sedekah Bumi dan sedekah Laut Dalam Perspektif Islam dari Taman Baca Virtual. semoga bermanfaaat.
Link Video:
0 komentar:
Post a Comment