Syarat Menjadi Guru Menurut Imam al-Ghazali

Inilah Syarat Menjadi Guru Menurut Imam al-Ghazali. Syarat ini sekaligus sebagai kriteria seorang guru ideal yg betul-betul dapat digugu dan ditiru. Bagaimana sosok guru tersebut? Begini ulasannya.


Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa syarat menjadi guru yang baik atau pantas diserahi tugas mengajar yaitu seseorang yg selain memiliki kecerdasan dan akal sempurna, juga memiliki akhlak baik dan fisik kuat. Karena dengan akal sempurna ia dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan dengan mendalam, dengan memiliki akhlak baik ia bisa menjadi contoh suri tauladan yg baik bagi murid- muridnya, dan dgn fisik yang kuat ia dapat menjalankan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan semua anak muridnya.

Secara detail, kriteria guru yang baik menurut Imam al-Ghazali adalah sebagaimana berikut ini:

1. Beriman dan Bertakwa

Imam al-Ghazali menganjurkan kepada para guru atau tenaga pendidik agar selalu membina kepribadiannya dengan cara mendidik atau melatih dirinya sendiri. Beliau menyatakan: “Seorang guru hendaknya mendidik dirinya sendiri dengan cara membiasakan makan sedikit, tidak banyak bicara, tidak banyak tidur, serta memperbanyak beribadah, seperti: shalat, berdoa, berdzikir, banyak bersedekah, dan rajin berpuasa.” (Zainuddin, 1991).

2. Cerdas dan Sempurna Akalnya

Imam al-Ghzali menyebutkan bahwa seorang guru harus cerdas, dalam artian ia harus memiliki pengetahun mumpuni, mengadakan penelitian serta mengkaji berbagai disiplin ilmu, serta memahami profesinya sebagai guru dengan sebaik mungkin. (Abu Muhammad Iqbal, 2013).

3. Baik Akhlaknya

Imam al-Ghazali juga menyebutkan bahwa seorang guru harus bersikap jujur dan menjadi teladan bagi murid-muridnya, jauh dari sifat marah, dan memiliki rasa kasih sayang.

4. Kuat Fisiknya

Imam al-Ghazali menyebutkan lagi bahwa guru yang layak diberi tugas untuk mendidik adalah guru yg kuat fisiknya. Karena dengan memiliki fisik kuat maka ia dapat melaksanakan tugas dengan baik pada saat mengajar, mudah mendidik dan mengarahkan pada semua anak muridnya (Nata, 2000).

5. Profesional dalam Mengajar

Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa profesionalisme dalam mengajar sangat pentin. Karena sifat profesionalisme akan menimbulkan rasa percaya diri pada seorang guru dan menimbulkan perasaan nyaman pada diri murid. Hal ini tentu dapat mendorong para siswa untuk lebih termotivasi menguasai ilmu yang telah diajarkan oleh guru.

6. Ikhlas Mengajar Karena Allah

Menurut imam Ghazali, menyampaikan ilmu merupakan sebuah kewajiban dalam agama bagi setiap orang Islam yang alim atau memiliki ilmu. Oleh karena itu seorang guru hendaknya tidak boleh menuntut upah atas kegiatan mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW. yaitu mengajarkan ilmu semata-mata hanya karena mencari ridha Allah, sehingga dengan kegiatan mengajar itu ia bisa taqarrub kepada Allah.

7. Pengarah dan Penyuluh

Imam al-Ghazali juga menyebutkan bahwa seorang guru hendaknya menjadi pengarah sekaligus penyuluh yang baik di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan para muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi, sebelum mereka menguasai terlebih dahulu pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.

8. Simpatik dalam mengajar

Imam al-Ghazali juga menyebutkan bahwa pada saat mengajar, hendaknya seorang guru memakai cara yang simpatik, lembut dan tidak menggunakan cara-cara kekerasan, cacian, makian dan lainnya yang dimungkinkan membuat siswa trauma.

9. Menjadi Teladan

Imam al-Ghazali menyatakan bahwa seorang guru hendaknya menjadi teladan bagi murid-muridnya dengan konsisten mengamalkan ilmunya sesuai dengan perkataannya dan tidak melakukan kebohongan apalagi di hadapan murid-muridnya.

10. Memahami Kemampuan Muridnya

Imam al-Ghazali menyatakan lagi bahwa seorang guru hendaknya memperlakukan murid sesuai dengan batas kemampuannya, yakni memberikan ilmu pengetahuan atau pelajaran yang sewajarnya, sesuai dengan tingkat pemahaman murid. Dan memberikan mereka pengetahuan sesuai kapasitas akalnya dan menyesuaikan mereka menurut kadar pemahamannya akan mendatangkan kemaslahatan dan kemanfaatan. Apabila sebaliknya, maka akan menimbulkan pertentangan atau salah pengertian (Abu Muhammad Iqbal, 2013).

11. Sesuai Kata dan Perbuatannya

Imam al-Ghazali memberikanjuga peringatan pada seorang guru untuk tidak melakukan suatu perbuatan bertentangan dengan aturan yang pernah dibuat atau prinsip-prinsip yang pernah dikemukakannya. Karena jika hal ini terjadi, maka seorang guru akan kehilangan kewibawaannya dihadapan para murid-muridnya. Ia juga akan menjadi sasaran penghinaan atau bahan ejekan dari muridnya. Akhirnya ia tidak bisa mengatur murid-muridnya.
Bagikan:

0 komentar:

ARSIP BULANAN

PEMBACA TBv

PEMBACA ONLINE