Kisah Seorang Wali yang Membuat Allah SWT Tertawa

Inilah Kisah Seorang Wali yang Membuat Allah SWT Tertawa 3 kali sehari. Selamat Membaca!



Dikisahkan dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al Ghazali, Ketika Nabi Musa AS dan umatnya dilanda kekeringan serta paceklik akibat kemarau selama 7 tahun, maka Nabi Musa AS menyeru umatnya untuk melaksanakan shalat istisqa' (sholat minta hujan) di lapangan, pada waktu yang telah ditentukan.

Maka Nabi Musa AS dan umatnya berbondong-bondong ke lapangan tersebut untuk melaksanakan shalat istisqa'. Shalat istisqa pun dilaksanakan sesuai ketentuan. Akan tetapi rupanya

Allah SWT berkehendak lain. Kendati shalat Istisqa telah dilaksanakan namun tetap saja tidak turun hujan.

Akibat peristiwa ini, Nabi Musa merasa gelisah, lalu mengadu kepada Allah perihal permohonannya melalui shalat istisqa tidak dikabulkan. Allah menjawab keluh kesah Nabi Musa, bahwa yang menjadi penyebab doanya tidak dikabulkan karena di antara orang yang ikut shalat istisqa itu ada yang suka mengadu domba.

Lalu Nabi Musa meminta Allah untuk menunjukkan orang yang dimaksud agar tidak mengikuti shalat istisqa, agar doanya bisa dikabulkan. Akan tetapi Allah tidak berkenan menunjukkan orang itu.

Nabi Musa berkata: “Ya Allah tunjukkan siapa dia, akan saya keluarkan dari jamaah istisqa. Allah menjawab: “Ya Musa, Aku melarang adu domba, jadi tidak bisa aku tunjukkan." Nabi Musa berkata lagi: "Lalu apa yang harus aku perbuat?”

Akhirnya, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk menemui salah seorang hamba pilihan-Nya.
"Ya Musa, temuilah hamba-Ku yang bernama Barkh dan mintalah dia berdoa. Barkh itu hambaku tiap hari membuat-Ku tertawa 3 kali, saking lucunya Barkh. Dan ketika itu Barkh tidak ikut istisqa,”

Nabi Musa bertanya: “Orangnya seperti apa? Allah menjawab: "Kamu itu Nabi-Ku dan dia itu wali-Ku, kalau kalian bertemu, pasti saling kenal,”

Begitulah hasil dialog antara Nabi Musa AS dengan Allah SWT tentang doa minta hujan yang tidak dikabulkan.

Setelah itu, Nabi Musa mencari Barkh selama berhari-hari dan akhirnya ketemu seseorang yang sukanya berjalan-jalan. Orang itu tidak pakai peci. Namun ketika didekati, seketika muncul nur (cahaya) dari dalam diri Barkh. Spontan Nabi Musa mengenalinya.

“Kamu yang bernama Barkh?” Nabi Musa bertanya untuk memastikan.
“Betul, apakah kamu Musa Kalamullah?” Jawab Barkh
“Ya, aku diperintah Allah untuk menemuimu.” Jawab Nabi Musa.
“Ada apa?” Tanya Barkh lagi.
“Dunia ini sudah kekurangan air, sudah saatnya shalat istisqa,” Kata Nabi Musa.

Barkh menyatakan enggan untuk shalat Istisqa, akan tetapi kemudian dia bertanya: “Lalu saya harus bagaimana?"

“Allah menyuruhku untuk meminta doa darimu,” jawab Nabi Musa.
Maka Barkh berdoa kepada Allah memohon agar diturunkan hujan.

“Ya Allah, apakah hujan sudah tidak mau menuruti Engkau, sampai hujan tidak mau turun? Apakah Engkau khawatir bangkrut, sampai hujan saja Engkau kekang? Sesuatu yang tidak penting saja, Engkau kekang. Kalau pertimbangan Engkau itu karena orang-orang maksiat, maksiat mereka itu tidak membahayakan-Mu. Abaikan saja sesuatu tidak penting. Mereka maksiat, tidak membahayakan-Mu, kenapa dipertimbangkan. Biarkan saja! Hujan itu barang sepele, turunkan saja!”

Namun ketika Barkh sedang berdoa seperti itu, Nabi Musa sempat akan memukul Barkh karena dinilai kurang ajar kepada Allah. Akan tetapi ketika Nabi Musa hendak memukulnya, Allah memberi peringatan kepada Nabi Musa:
“Wahai Musa, jangan kamu pukul Barkh karena dia yang membuat-Ku tertawa sehari tiga kali."

Selang beberapa saat setelah Barkh selesai berdoa, keajaiban pun terjadi. Langit tiba-tiba mendung, gemuruh bersahutan, dan hujan pun turun begitu deras. Tanah-tanah yang semula kering disebakan kemarau panjang, kini menjadi basah karena diguyur air hujan. Hal ini tentu membuat semua umat merasa senang karena keperluan air sudah tercukupi.

Ini adalah karomah yang Allah berikan kepada seorang Wali yang bernama lengkap Barkh al-'Abid al-Aswad. Karomah berupa doa nyeleneh dalam pandangan manusia biasa, tetapi bernilai istimewa di sisi Allah SWT.

Doa ini termaktub dalam kitab Ihya Ulumudin pada bab Kitabul wujdi wassima’ yang membahas lafal-lafal ucapan ahli sufi untuk sekedar didengarkan tapi tidak boleh ditiru. Karena doa itu terjadi spontan dan timbul dari syauq (kerinduan) terhadap Allah SWT. Artinya, doa ini hanya layak dipanjatkan oleh mereka yang memiliki derajat wali Allah.

Wallahu A'lam Bish-shawab.
Demikianlah Kisah Tentang Seorang Wali yang Membuat Allah SWT Tertawa 3 kali sehari. Semoga Bermanfaat. Amin YRA.
Bagikan:

0 komentar:

ARSIP BULANAN

PEMBACA TBv

PEMBACA ONLINE