Kisah Seorang Ulama Berbagi Harta Kepada Pelacur.

Inilah Kisah tentang Seorang Ulama Berbagi Harta Kepada Pelacur. Selamat Membaca!

Assalamualaikum warohmatullo hiwabarokatuh.

Sahabat sahabatku, Dikisahkan, ada seorang Ulama di Shiria, sangat menginginkan untuk membagikan hartanya, kepada Pelacur. Padahal ulama itu, seorang guru pakar hadits, yang memiliki banyak murid. Bagaimana kisahnya? Mari kita simak bersama.


Dulu, ada seorang ulama besar, yang merupakan guru pakar Hadis, sedang asyik membacakan suatu hadis kemudian menjelaskan maksudnya di depan murid-muridnya. Namun Tiba-tiba, sang guru berhenti menjelaskan tentang hadis tersebut dan bertanya sesuatu yg menyebabkan semua murid merasa heran.

Murid muridku sekalian, aku punya hajat yang sangat besar. Adakah diantara kalian, yang mau menunaikan hajatku ini? Tanya sang guru kepada murid-muridnya.

Salah seorang murid menjawab dengan penuh adab. "Hajat apakah wahai Tuan Guru? Kabarkanlah kepada kami, semoga kami mampu menunaikannya."

Sang Guru menarik nafas dengan perlahan, seraya berkata. "Aku punya sejumlah harta, yang ingin aku sedekahkan. Adakah diantara kalian yg mau membantuku membagikan harta ini?"

"Kami bersedia membantumu, wahai Tuan Guru. Kami mau membagikan harta tersebut." jawab si Murid dngan bersemangat.

"Bolehkah Tuan Guru merincikan kepada siapa saja harta ini akan dibagikan?" Seorang murid yang lain, bertanya dengan lebih lanjut.

"Hartaku ini akan aku bagikan sebagai sedekah kepada para pelacur yg berada di kawasan tempat mereka tinggal." Jawab Tuan Guru dengan tenang.

Keadaan menjadi ramai. Murid-murid hanya saling beradu pandang. Masing-masing tampak terlihat bingung. Dalam pikiran mereka, hanya ada rasa heran, dengan tujuan hajat Tuan Guru, yang terkenal alim dan soleh di daerah mereka.

"Aku sudah memperkirakan, bahwa kalian tentu tidak akan mampu untuk melaksanakan hajatku ini. Kalau begitu tidaklah mengapa. Biarlah aku sendiri yang pergi menyampaikannya." Tuan Guru menjawab dengn tenang, menimpali pernyataannya yang tak terjawab.

Murid-murid pun merasa bersalah atas sikap yang mereka tunjukkan di hadapan guru mereka. Akhirnya, Salah seorang murid ada yang menawarkan dirinya, untuk membagikan harta tersebut, kepada para pelacur. Karena dia pikir, Mana mungkin membiarkan Tuan Guru yang terkenal alim dan waro’ tersebut, dibiarkan masuk dan bertandang ke tempat hina seperti itu.

Maka Tuan Guru menitip pesan kepada muridnya itu. "Ketuklah setiap pintu rumah pelacur yang kau datangi, dan ketika kamu membagikan sedekah ini katakanlah bahwa ini adalah sedekah dariku, dan tolong doakan aku semoga diberkati oleh Allah Taala."

Maka sang murid yang mulia itu bergegas memulai melaksanakan tugasnya, walaupun di benaknya penuh dengan tanda tanya keheranan, mengapakah Tuan Guru sangat menginginkan utk memberikan sedekah kepada golongan hina ini. Namun bagaimanapun juga, arahan Tuan Guru harus dilaksanakan.

Dengan perasaan tak menentu yang bercampur rasa malu, murid itu akhirnya sampai ke kawasan pelacuran tersebut. Ia mengetuk setiap pintu rumah pelacuran di kawasan itu dn menyampaikan apa yang dipesankan oleh Tuan Guru kepadanya.

"Assalamualaikum, maaf bila saya mengganggu, saya adalah utusan dari Tuan Guru Badruddin, ingin menyampaikan sedekah dari beliau kepada anda. Beliau juga berpesan agar anda mendoakan beliau semoga diberkati oleh Alloh taala."

Pelacur itu Terkejut tatkala mendengar nama Tuan Guru yg dikenal alim dan waro' di daerahnya. Ia juga heran, mengapa Tuan Guru sudi memberikan sedekah, kepadanya. Yang lebih mengherankan lagi, kenapa Tuan Guru meminta untuk didoakan olehnya.

Kiranya, Sang murid itu paham apa yang terpikir dalam batin si pelacur. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa selain menunaikan tugasnya sesuai amanat dari Tuan Guru. Setelah selesai menunaikan satu tugasnya, sang murid terus melanjutkan lagi, beredar lagi, di kawasan hitam tersebut sambil menghela nafasnya dalam-dalam.

Singkat kisah singkat ceita, akhirnya tugas sang murid itu berhasil dia rampungkan. Harta Tuan Guru itupun sudah dibagikan sebagai sedekah kepada para pelacur di kawasan tersebut. Dan sang murid kembali pulang menghadap Tuan Guru.

"Maaf tuan guru, saya sudah menunaikan perintah guru untuk menyampaikan sedekah harta kepada para pelacur. Saya juga sampaikan bahwa ini adalah sedekah dari tuan guru dan saya juga minta tolong mereka agar mendoakan tuan guru semoga diberkati oleh Allah Taala." Demikian sang murid melaporkan hasil tugasnya.

"Baiklah. Kalau begitu kau kembali lagi ke pondokmu dan beristirahatlah. Semoga Allah memberkati kita semua, termasuk para pelacur itu." Begitu jawab tuan guru tersebut.

Mendengar penuturan sang murid mengenai pengalamannya berbagi harta ke para pelacur, serta tanggapan tuan guru, sesudah hartanya disedekahkan, murid-murid di paguruan itu menebak-nebak, apakah yg akan terjadi selanjutnya, setelah peristiwa tersebut.

Alhasil, keesokkan harinya sesuatu yang mengejutkan terjadi. Seluruh bumi Syiria gempar karena menyaksikan keseluruhan pelacur yg ada di kawasan tersebut, beramai-ramai datang menunaikan shalat Subuh berjamaah di Masjid Tuan Guru. Mereka juga ikut mendengar pengajian majlis yang dipimpin oleh Tuan Guru. Sejak saat itu, mereka bertaubat atas segala dosa-dosa yg telah mereka lakukan selama ini.

Setelah melihat peristiwa yang menakjubkan ini, barulah semua murid faham apa maksud Tuan Guru sangat menginginkan utk membagikan sedekah hartanya kepada golongan pelacur.

Ini merupakan karomah, sebagai karunia dari Alloh untuk Tuan Guru yang waro’ tersebut. Dakwahnya yg sangat lembut dan berkesan, memberikan dampak yg sangat baik, terhadap masa depan kehidupan pelacur-pelacur tersebut.

Perlu diketahui, bahwa murid yg dimaksudkan dalam kisah ini adalah Syekh Yahya, dan yg dimaksud tuan Guru adalah, al-Alim al-Allamah, Muhaddis al-Syam, Sayyid Badruddin al-Hasani, rahimahullahu taala. Beliau diberi gelar khatimah al-Huffazh dan al-Muhadditsin, yakni penutup para ulama Hadis yang terkemuka. Beliau juga diberi gelar Qutub al-Zaman atau Wali Allah yg menjadi tokoh para wali ketika itu, dan Mujaddid pada zaman tersebut.

Menurut Sheih al-Allamah Mahmud Rashid al-Attar, Syeikh Badruddin al-Hasani juga mengajar kitab Tafsir albaidowi tanpa melihat kitab dan tanpa memegang kertas apapun di tangannya. Tafsir tersebut telah dihafalnya dn dikuasainya dngan begitu hebat.

Beliau juga hafal keseluruhan Shahih Bukhari di dalam dadanya. Menurut para ulama, tidak pernah dilihat seseorang yg begitu alim menyampaikan pengajian dengan keterkaitan berbagai bidang ilmu seperti Syeikh Badruddin al-Hasani. Dan beliau wafat pada 1354 Hijriyah.

Semoga Allah Ta'ala merahmati Tuan Guru yang mulia. Amin.
Wallahu a'lam bish shawab.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Bagikan:

0 komentar:

ARSIP BULANAN

PEMBACA TBv

PEMBACA ONLINE