Pembaca sekalian, sebelum kita berbicara tentang tips meninggalkan maksiat dan dosa, kiranya sangat tepat kalau kita ketahui dahulu apa itu maksiat dan apa itu dosa.
Berdasarkan pendapat jumhur ulama didefinisikan bahwa Maksiat adalah pembangkangan terhadap perintah Allah. Pembangkangan ini bisa terjadi tanpa sengaja ataupun dengn sengaja yg dilatarbelakangi ketidaksengajaan.
Apabila pembangkangan dilatarbelakangi ketidaksengajaan maka disebut Maksiat atau Khilaf. Dán apabila dilakukan secara sengaja maka disebut Dosa atau Kesalahan. Kemudian apabila dilakukan terus-menerus maka disebut kefasikan bahkan kekufuran.
Apabila kita tidak punya maksud melihat aurat nonmuhrim tapi tau-tau ada di hadapan mata lalu kita tetap melihatnya, itulah maksiat. Tetapi kalau dari awal kita memang bermaksud melihat aurat nonmuhrim lalu benar-benar melihatnya, itulah dosa. Dan apabila kita melihat aurat nonmuhrim dengan sadar dan berulang-ulang, itulah kefasikan. Kemudian apabila kita melihat aurat nonmuhrim dengan unsur menyepelekan ketentuan syariat, itulah kekufuran. Wal'iyaadzu Billah.
Apabila kita tidak punya maksud melihat aurat nonmuhrim tapi tau-tau ada di hadapan mata lalu kita tetap melihatnya, itulah maksiat. Tetapi kalau dari awal kita memang bermaksud melihat aurat nonmuhrim lalu benar-benar melihatnya, itulah dosa. Dan apabila kita melihat aurat nonmuhrim dengan sadar dan berulang-ulang, itulah kefasikan. Kemudian apabila kita melihat aurat nonmuhrim dengan unsur menyepelekan ketentuan syariat, itulah kekufuran. Wal'iyaadzu Billah.
Pembaca sekalian, sebagai manusia biasa yg berjalan di koridor fitrahnya yaitu tempatnya salah dan lupa, tentu tidak mudah meninggalkan maksiat dan dosa secara keseluruhan. Tapi fitrah ini bukan berarti utk disalah artikan dengan membiarkan diri bergelimang di kubangan dosa.
Malah sebaliknya, korelasi suatu keadaan děngan ayat qur'ani penting dijadikan rujukan 'pembanding' agar terhindar dari pemahaman yg timpang.
Disebutkan dalam surah Asy-Syamsu ayat 8 bahwa: Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia memang tempatnya salah dan lupa. Tapi manusia juga dibekali kemampuan utk menjadi orang yg taat dan takwa.
Maka dari itu, tips meninggalkan maksiat dan dosa perlu terus digali agar benih2 kefasikan tidak tumbuh subur di dalam jiwa. Ibarat padi yg ditanam, maka rumput harus dicabut agar tidak tumbuh sehingga mengalahkan padi.
Lalu apa saja tips meninggalkan maksiat dan dosa? Baik. Inilah dia tips-tipsnya:
1. Memahami Al Qur'an
Memahami Al Quran bisa dengan cara membacanya sambil merenungi maknanya, atau membaca terjemahannya, atau mendengarkan rekamannya.
2. Bergaul dengân orang soleh
Perbuatan, perkataan, pemikiran dan prinsip orang soleh yg kita kenal dng baik, entah itu di dunia nyata atau di dunia maya, lambat laun akan mewarnai kepribadian kita.
3. Membaca tulisan tentang keimanan
Membaca tulisan-tulisan tentang keimanan akan mempengaruhi pola pikir kita. Pola pikir kita akan mempengaruhi tingkah laku kita.
4. Mendengarkan ceramah keimanan
Dengarkanlah ceramah, pidato ataupun tausiyah yg bisa menggerakkan hati utk berbuat amal soleh. Renungi poin-poin ajakannya, amalkan ajarannya. Bila perlu, telusuri siapa penceramahnya, ikuti kepribadiannya.
5. Menyibukkan diri dengan aktivitas kesolehan.
Aktivitas kesolehan tidak melulu ibadah mahdoh. Bekerja karena Allah, membantu orang yg membutuhkan, bahkan memberi LIKE atau komen atas status kebaikan di medsos juga termasuk kesolehan.
Dengan banyaknya kesibukan amal dan aktivitas kebaikan atau ketaatan maka ruang kesalahan maksiat dan dosa semakin menyempit. Pada akhirnya, maksiat dan dosa akan tertinggalkan karena tak ada ruang dan waktu utk itu.
Perlu digarisbawahi bahwa maksiat dan dosa seringkali terjadi akibat adanya waktu kosong yg tak dihiraukan. Ibaratnya, apabila ada air tergenang/diam maka mudah disarangi jentik dan mudah berubah bau, tetapi air yg mengalir/bergerak tidaklah demikian.
Maka mari kita pergunakan waktu yg ada ini utk memperbanyak ragam amal kebaikan agar kita tidak tergolong dalam orang-orang yg merugi. (Al-Ashru 1-3)
Perlu digarisbawahi bahwa maksiat dan dosa seringkali terjadi akibat adanya waktu kosong yg tak dihiraukan. Ibaratnya, apabila ada air tergenang/diam maka mudah disarangi jentik dan mudah berubah bau, tetapi air yg mengalir/bergerak tidaklah demikian.
Maka mari kita pergunakan waktu yg ada ini utk memperbanyak ragam amal kebaikan agar kita tidak tergolong dalam orang-orang yg merugi. (Al-Ashru 1-3)
InSyaa ALLAH. Birahmatillah.
Baca juga: Tafakkur Terdalam Tentang Tumpukan Dosa
Terimakasih Anda telah membaca bacaan religi dan umum dari
TBv
Taman Baca Dot Blogspot Dot Com.
Label: Bacaan, Virtual, Buku, Artikel, Religi, Umum
0 komentar:
Post a Comment