* Terpujilah Guruku
Entah berapa banyak tinta tergores di papan,
Entah berapa kali wejangan terucap di lisan,
Entah berapa ajaran budi pekerti ditanamkan,
Demi kemuliaan perbekalanku di masa depan.
Dulu 'ku tak kenal akan huruf dan angka,
Dulu 'ku tak tau apa wudhu' dan shalat,
Dulu 'ku tak mengerti warna-warni dunia.
Namun kesabaranmu, t'lah membukakan kebutaan itu.
Wahai guruku,
Kaulah pelita kegelapanku,
Kaulah pahlawan dalam hidupku.
Jasamu 'kan ku ingat selalu,
Tak 'kan lekang oleh waktu.
Biarlah ruang segi empat menjadi bukti,
Biarlah wajah-mungil-ku menjadi saksi,
Biarlah semesta turut berikrar suci.
Pengorbananmu 'kan harum di sisi Ilahi Robbi.
Aaamiiin.
* Trimakasih Guruku,
Mengingat limpahan ilmu yang kau berikan,
Seakan mengunci lisanku tuk berkata apa.
Mengingat pemberdayaan bakat yang kau tumbuhkan,
Seakan memasung kakiku tuk bergerak melangkah.
Namun hatiku terus bergejolak,
Perasaanku tiada henti memberontak,
Memaksa bibirku berteriak,
Tuk berucap terimakasih banyak.
Wahai guruku,
Jutaan terimakasihku tak ada apa-apanya,
Karena ketulusanmu bak berlian pusaka.
Balas budiku tak 'kan seberapanya,
Karena bimbinganmu bak mutiara teristiewa.
Wahai guruku,
Dengan segala kerendahanku ku berharap,
Semoga aku menjadi insan yang beradab.
Dengan segala kemampuanku ku berdoa,
Semoga Allah membalas pahala berlipat ganda. Aaamiiin.
* Selamat Tinggal
T'lah tiba saatnya kita hadapi,
Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Kendati berat tuk kita jalani.
Namun janji alam tak mungkin kita lawan.
Siang berganti malam..
Matahari berganti bintang..
Kemarau berganti penghujan..
Semua tunduk dalam dalam ketentuan-Nya.
Guru dan Kawanku,
Betapa berat hati meninggalkan kecerian selama bersama.
Canda.. tawa.. sedih.. dan bahagia...
Kini 'kan berlalu meningalkan hari-hari kita.
Melukiskan kenangan indah di pelupuk mata.
Guru dan Kawanku,
Terima kasih atas keidahan lukisan kenangan ini,
Mohon maaf atas goresan pena yang mengotori.
Meski jarak dan waktu bergulir tanpa henti,
Entah berapa banyak tinta tergores di papan,
Entah berapa kali wejangan terucap di lisan,
Entah berapa ajaran budi pekerti ditanamkan,
Demi kemuliaan perbekalanku di masa depan.
Dulu 'ku tak kenal akan huruf dan angka,
Dulu 'ku tak tau apa wudhu' dan shalat,
Dulu 'ku tak mengerti warna-warni dunia.
Namun kesabaranmu, t'lah membukakan kebutaan itu.
Wahai guruku,
Kaulah pelita kegelapanku,
Kaulah pahlawan dalam hidupku.
Jasamu 'kan ku ingat selalu,
Tak 'kan lekang oleh waktu.
Biarlah ruang segi empat menjadi bukti,
Biarlah wajah-mungil-ku menjadi saksi,
Biarlah semesta turut berikrar suci.
Pengorbananmu 'kan harum di sisi Ilahi Robbi.
Aaamiiin.
* Trimakasih Guruku,
Mengingat limpahan ilmu yang kau berikan,
Seakan mengunci lisanku tuk berkata apa.
Mengingat pemberdayaan bakat yang kau tumbuhkan,
Seakan memasung kakiku tuk bergerak melangkah.
Namun hatiku terus bergejolak,
Perasaanku tiada henti memberontak,
Memaksa bibirku berteriak,
Tuk berucap terimakasih banyak.
Wahai guruku,
Jutaan terimakasihku tak ada apa-apanya,
Karena ketulusanmu bak berlian pusaka.
Balas budiku tak 'kan seberapanya,
Karena bimbinganmu bak mutiara teristiewa.
Wahai guruku,
Dengan segala kerendahanku ku berharap,
Semoga aku menjadi insan yang beradab.
Dengan segala kemampuanku ku berdoa,
Semoga Allah membalas pahala berlipat ganda. Aaamiiin.
* Selamat Tinggal
T'lah tiba saatnya kita hadapi,
Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Kendati berat tuk kita jalani.
Namun janji alam tak mungkin kita lawan.
Siang berganti malam..
Matahari berganti bintang..
Kemarau berganti penghujan..
Semua tunduk dalam dalam ketentuan-Nya.
Guru dan Kawanku,
Betapa berat hati meninggalkan kecerian selama bersama.
Canda.. tawa.. sedih.. dan bahagia...
Kini 'kan berlalu meningalkan hari-hari kita.
Melukiskan kenangan indah di pelupuk mata.
Guru dan Kawanku,
Terima kasih atas keidahan lukisan kenangan ini,
Mohon maaf atas goresan pena yang mengotori.
Meski jarak dan waktu bergulir tanpa henti,
Namun jalinan hati semoga 'kan tetap tertaut rapi.
0 komentar:
Post a Comment