Inilah kisah tentang wafatnya Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah 'di tangan' Ibnu Muljam, pembunuh berdarah dingin tapi menyisakan kisah tragis.
Selamat Membaca !
Selamat Membaca !
Dikisahkan, bahwa pada saat Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah shalat Shubuh pada tanggal 19 Ramadhan Tahun 40 Hijriyah, tepatnya ketika beliau hendak bangkit dari sujud, tiba2 Abdurrahman bin Muljam datang menerobos dən langsung menebas tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib dgn pedang yg sudah dilumuri racun yg dahsyat. Konon, racun itu dibelinya dgn susah payah seharga 1000 dinar.
Akibat sabetan pedang itu, tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengalami luka parah, tapi untungnya beliau masih sedikit bisa bertahan. Namun 3 hari berikutnya, yakni tanggal 21 Ramadhan Tahun 40 H. nyawa sahabat yg telah dijamin oleh Rasulullah ﷺ menjadi penghuni surga itu hilang bersama ajal.
Pada kejadian yg sangat tragis itu Ibnu Muljam, sempat berkata keras: "Hukum itu milik Allah, wahai Ali, bukan milikmu dan para sahabatmu."
Itulah teriakan Ibnu Muljam, bernama lengkap Abdurrahman bin Muljam Al-Murodi bersamaan dgn hempasan tangannya menebas tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah.
Rupanya, Sayyidina Ali dibunuh karena dianggap kafir; Sayyidina Ali dibunuh setelah dituduh tidak menegakkan hukum Allah ﷻ; Sayyidina Ali pun dibunuh atas nama penegakan hukum Allah ﷻ, di tangan seorang muslim yg sudah merasa paling Islam. Padahal sejatinya itulah kebodohan dan kesesatan pemahaman orang Khawarij yg harus dwaspadai.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, bahkan saat melakukan aksinya, Ibnu Muljam juga tidak berhenti membaca Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 207 sebagai pembenar atas perbuatannya;
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
“Dan di antara manusia ada orang yg mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah ﷻ; Dən Allah ﷻ Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.”
Tapi sungguh sangat disayangkan, ia melupakan ayat Al-Qur'an penyeimbangnya, di antaranya:
فَاسْأَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لْا تَعْلَمُوْنَ.
"Maka bertanyalah kepada Ahli Al-Qur'an (Tafsir) jika kalian tidak mengetahui."
Dan sebagai hukuman atas kejahatannya membunuh khalifah Ali, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi mati dgn cara qishas. Proses hukuman mati yg dijalankan terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dgn penuh dramatis. Saat tubuhnya diikat utk dipenggal kepalanya dia masih sempat berpesan kepada algojo;
“Wahai Algojo, janganlah engkau penggal kepalaku sekaligus. Tetapi potonglah anggota tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa di jalan Allah.”
Ibnu Muljam meyakini dgn sepenuh hati bahwa aksinya membunuh suami Sayyidah Fathimah, sepupu Rasulullah ﷺ, dan ayah dari Sayyid Al-Hasan dan Al-Husein itu adalah sebuah aksi jihad fi sabilillah.
Dari keyakinannya yg hanya berdasarkan dalil hasil tafsiran sendiri itu pun telah berakibat meregangnya nyawa seseorang yg sudah dijamin ahli surga oleh Rasululllah ﷺ.
Potret Ibnu Muljam adalah realita yg harus menjadi pelajaran berharga bagi kita umat muslim. Sebagai individu muslim yg taat semestinya mau bertalqin kpd ulama yg tepat, lebih2 dalam rangka meyakini sebuah aksi yg berat seperti halnya aksi yg berkenaan dengan nyawa manusia. Dan tidak dibenarkan bertindak ceroboh dən masa bodoh terhadap fatwa ulama' dgn dalih jihad di jalan kebenaran demi meraih surga Allah.
Siapa sebenarnya Ibnu Muljam? Setelah ditelusuri, ternyata... ia sebelumnya adalah lelaki yg shalih, zuhud, dən bertakwa. Tetapi pada akhir hayatnya ia mendapat julukan Al-Muqri’. Sang pencabut nyawa karena telah membunuh Sayyidina Ali berdasaran keyakinannya sendiri beserta kelompoknya.
Ia juga seorang Al-Hafidz (Penghafal Al-Qur'an) dən sekaligus orang yg mendorong sesama muslim utk menghafalkan kitab suci Al-Qur'an.
Bahkan Khalifah Umar bin Khattab pernah menugaskan Ibnu Muljam ke Mesir guna memenuhi permohonan ‘Amr bin ‘Ash utk mengajarkan hafalan Al-Qur'an kepada penduduk negeri piramida itu. Dalam pernyataannya, Khalifah Umar bin Khattab bahkan menyatakan:
“Abdurrahman bin Muljam adalah salah seorang ahli Al-Qur'an yg aku prioritaskan untukmu ketimbang utk diriku sendiri. Jika ia telah datang kepadamu maka siapkan rumah untuknya agar ia mengajarkan Al-Qur'an kepada kaum muslimin. Dən muliakanlah ia wahai ‘Amr bin ‘Ash”. Demikian kata Umar kala itu.
Meskipun Ibnu Muljam hafal Al-Qur'an, bertaqwa dan rajin beribadah, tapi semua itu tidak bermanfaat baginya. Ia mati dalam kondisi su’ul khatimah, tidak membawa iman dan Islam akibat kecerobohan dən kedangkalan ilmu agama yg dimilikinya tidak diiringi al-ihsan. Padahal iman dan Islam akan sempurna hanya apabila diikuti al-ihsan.
Di samping itu, filiasinya kepada sekte Khawarij telah mencuci otaknya dgn wewangian beracun, yg membawanya terjebak dalam pemahaman Islam yg salah. Ibnu Muljam telah menetapkan klaim terhadap surga Allah ﷻ dgn sangat tergesa-gesa dan tanpa pertimbangan ahli Al-Qur'an yg sebenarnya. Sehingga dia dgn sembrono melakukan hal-hal yg bertentangan dgn nilai-nilai luhur agama Islam itu sendiri. Sungguh menyedihkan.
Tapi apalah daya, Islam memang tidak selalu berjalan mulus. Selalu ada hambatan yg menghalangi perjalanannya, baik dari luar Islam, maupun dari dalam Islam. Merekalah yg disebut2 dalam Al-Qur'an sebagai kaum Kuffar dən Munafiqun.
Rasulullah ﷺ pernah menjelaskan dalam sebuah hadits tentang kelahiran generasi Ibnu Muljam ini;
يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، ثُمَّ لاَ يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ
“Akan muncul golongan manusia dari arah Timur. Mereka pandai membaca Al-Qur’an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari agama sebagaimana halnya anak panah yg melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali kepadanya hingga anak panah kembali ke busurnya” (HR. Bukhari)" البداية والنهاية " (11/ 5-16)
Wallahu A'lam Bishshawaab.
Wahai Saudaraku...
Waspadalah, Mari kita jaga diri kita dən generasi kita agar tidak diracuni oleh pemikiran semisal Ibnu Muljam dan penganutnya.
اللهم اهدنا و احْفَظْنَا والمسلمين في كل مكان ، آمين .
Ya Allah, jagalah kami dan kaum muslimin dimanapun berada, agar senantiasa berpegang teguh pada Islam yg diajarkan Rasulullah, yaitu agama yg menebar kasih sayang kepada seluruh penghuni alam semesta.
ﺁﻣِﻴْﻦُ ﻳَﺎ ﺭَﺏَّ الْعَالَمِيْنَ.
Aamiin ya Rabbal'alamin.
أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma Shalli 'Aalaa Sayyidina Muhammad
Wa Allaa Aali Sayyidina Muhammad.
Anda sudah membaca kisah ini dari
Taman Baca Virtual.
Bacaan serupa bisa Anda temukan di Menu > Label > Lainnya > Kisah.
Terimakasih
0 komentar:
Post a Comment