Untuk menjawab judul berupa pertanyaan seperi judul ini sebaiknya kita tafsirkan terlebih dahulu pertanyaannya menjadi apa tujuan kita shalat. Karena selain untuk mempermudah jawaban, juga sebagai penepis terhadap konotasi yg tak diharapkan.
Tujuan setiap orang yang shalat tentu sangat beragam, tergantung kepada setiap individu masing-masing. Oleh karna itu tujuan shalat di sini ditekankan kepada bukan hanya sekedar tujuan mengerjakan kewajiban shalat akan tetapi lebih dititik beratkan kpd mendirikannya.
Dalam hal kata mengerjakan dan mendirikan bisa dibedakan dengan suatu contoh antara seseorang yang mengerjakan suatu proyek pembangunan gedung dengan seseorang yang mendirikan pembangunan gedung. Di kala pembangunan gedung itu selesai maka orang yang mengerjakannya akan meninggalkannya sementara orang yang mendirikannya akan terus merawatnya.
Sehubungan dengan ini Allah SWT menggunakan kata “aqim” yang berarti dirikanlah atau tegakkanlah, bukan kata selainnya misalnya kata “i’mal” yang berarti lakasankanlah atau “if’al” yang berarti kerjakanlah. Maka di dalam tulisan ini penulis akan menjawabkan pertanyaan itu dalam konteks pertanyaan apa tujuan kita mendirikan shalat.
Semestinya, tujuan kita mendirikan shalat tidak terlepas dari serangkaian perintah Allah yang dituangkan dalam Al-Qur’an Surah Thaahaa ayat 14 seperti gambar ayat di bawah ini:
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang haq) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang berhaq disembah. Cara menyembah-Nya yaitu dengan mendirikan shalat. Tujuannya yaitu agar kita selalu mengingat-Nya.
Apabila kita selalu ingat bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Tahu, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Menepati Janji, Maha Menyiksa, Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sebagainya, maka itu menunjukkan bahwa kita betul-betul mendirikan shalat.
Sebagai pembuktiannya, Allah kembali menegaskan di dalam surah Al-‘Ankabuut ayat 45 seperti gambar ayat di bawah ini:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa apabila shalat betul-betul didirikan maka akan mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Disebutkan juga bahwa mengingat Allah dengan cara mendirikan shalat adalah suatu ibadah yang paling utama.
Dengan ini kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila kita selalu terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar berarti tujuan kita shalat sudah tercapai, sebagai buah dari mendirikan shalat. Akan tetapi bila masih belum demikian, berarti tujuan kita shalat belum tercapai karena kita shalat masih sekedar mengerjakannya.
Alhasil, hanya kepada Allah-lah kita memohon agar kita bisa meningkatkan kwalitas shalat kita dari kadar mengerjakannya menjadi mendirikannya, dan atau dari kadar mendirikannya menjadi istiqamah merawatnya.
Dengan ini kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila kita selalu terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar berarti tujuan kita shalat sudah tercapai, sebagai buah dari mendirikan shalat. Akan tetapi bila masih belum demikian, berarti tujuan kita shalat belum tercapai karena kita shalat masih sekedar mengerjakannya.
Alhasil, hanya kepada Allah-lah kita memohon agar kita bisa meningkatkan kwalitas shalat kita dari kadar mengerjakannya menjadi mendirikannya, dan atau dari kadar mendirikannya menjadi istiqamah merawatnya.
Bersambung ke:
0 komentar:
Post a Comment