10 Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan

Inilah 10 Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan untuk dijadikan status di medsos atau di share ke saudara, keluarga, atau teman-teman. Rangkaian Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan dapat di copy paste atau dimodif lagi sesuai keinginan. Selamat Membaca.


Ucapan Ramadan

1.

Marhaban ya Ramadhan.
Mari kita sambut bulan yang mulia ini dengan saling memaafkan agar hati menjadi bersih dan suci sesuci bulan Ramadhan.

2.

Bulan suci Ramadhan akan segera tiba. Mari kita sambut dengan lapang dada. Mohon maaf lahir dan batin. Marhaban ya Ramadhan.

3.

Dengan ketulusan hati, mari kita saling memaafkan atas segala khilaf dan kesalahan. Selamat menjalankan ibadah puasa.

4.

Dengan spirit Ramadhan, mari kita kuatkan tekad beribadah, menggapai rahmat, ampunan, dan pembebasan dari siksa neraka. Selamat Berpuasa.

5.

Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hati dan jiwa. Dengan ketulusan hati dan kelapangan dada, mari kita tunaikan ibadah berpuasa demi mencapai kesempurnaan takwa. Selamat Berpuasa.

6.

Pakaian yang indah itu tak ada noda maupun bolong. Ramadhan yang berkah itu jika tak ada puasa yang bolong. Selamat menjalankan ibadah puasa.

7.

Terkadang kesalahan terjadi tanpa kesengajaan. Namun terkadang kesalahan terjadi dengan perencanaan. Melalui momentum Ramadan, kami sekeluarga mengucapkan: Mohon maaf lahir dan batin.
Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah swt. Amin..

8.

Tak ada manusia yang luput dari salah dan lupa. Mari kita saling memaafkan atas segala kekhilafan. Semoga kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih dan penuh keikhlasan.

9.

Kehidupan yang damai tidak akan didapatkan tanpa ketenangan batin. Ketenangan batin tidak akan didapatkan tanpa kemaafan terhadap orang lain.
Kami sekeluarga mengucapkan: Mohon maaf lahir dan batin.

10.

Semoga puasa kita di Ramadhan tahun ini diberi kelancaran dan menghantarkan kita menjadi pribadi yang bertakwa.
Amin Ya Mujibas Sailin.

Itulah 10 Ucapan Kata-Kata Indah Menyambut Ramadhan untuk dijadikan status di medsos atau di share ke saudara, keluarga, atau teman-teman. Semoga bermanfaat.

Link video music:

Link gambar lengkap:
Bagikan:

5 Tips Memilih Pemimpin Menurut Islam

Inilah 5 Tips memilih pemimpin menurut Islam. Selamat Membaca.


Di dalam memilih pemimpin, Islam melalui Al Quran dan Al Hadits memberikan petunjuk sebagai syariat yang harus diikuti oleh umatnya. Jika petunjuk itu dikuti pasti akan membawa kebaikan umat, tetapi jika petunjuk itu diabaikan pasti akan menyengsarakan umat. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam seharusnya mengikuti petunjuk-petunjuk tersebut karena merupakan syariat agama Islam.

Dalam hal memilih pemimpin yang sesuai syariat, Islam melalui Al Quran dan Al Hadits memberikan petunjuk atau tips-tips, setidaknya dalam 5 hal.

1. Adil

Syarat utama untuk menjadi pemimpin adalah adil. Adil artinya adalah mampu menempatkan suatu sesuai tempatnya, dan tidak memihak kecuali pada suatu kebenaran. Sikap adil dapat ditunjukkan dengan memberikan hak-hak orang lain sesuai ketentuan dan menuntut kewajiban-kewajiban orang lain sesuai kemampuan.

Lawan dari adil adalah zalim, yakni menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sikap zalim dapat diketahui dengan perbuatan memberikan hak-hak orang lain tidak sesuai aturan, ataupun menuntut kewajiban-kewajiban orang lain di luar batas kemampuan. Zalim juga berarti menahan hak orang lain, curang dan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan sebagai aturan.

Dalam hal memilih pemimpin yang adil dan menghindari pemimpin yang zalim, Allah Subhanahu waTa’ala berfirman:

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قال لا ينال عهدي الظالمين

“Dan (ingatlah) ketika Tuhan menguji Ibrahim dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata: ”Bagaimana dengan keturunanku?” Tuhan berfirman: ”Perjanjian-Ku tidak meliputi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 124)

2. Ahli

Syarat kedua menjadi pemimpin adalah ahli. Ahli artinya adalah orang yang mahir di bidang tertentu. Maksudnya adalah orang yang memiliki kemampuan mumpuni di bidangnya, dalam hal ini kemampuan di dalam memimpin.

Orang yang ahli dapat diketahui dari prestasi sebelum-sebelumnya, baik ketika memimpin organisasi kemasyarakatan, lembaga swasta, maupun instansi pemerintahan. Di samping itu, keahlian dapat ditunjukkan dengan penghargaan yang diperoleh selama ini.

Dalam hal memilih pemimpin yang ahli di bidang kepemimpinan dan menghindari pemimpin yang awam, Rasulullah saw, bersabda:

فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ، قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظَرْ السَّاعَةَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

“Apabila sifat amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat (kehancuran)”. Orang itu bertanya, “Bagaimana hilangnya amanah itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat”. (Hadis riwayat Imam al-Bukhari).

3. Lemah Lembut

Syarat ketiga menjadi pemimpin adalah lemah lembut. Lemah lembut maksudnya adalah ramah, santun, dan baik hati. Sikap lemah lembut dapat ditunjukkan dengan tutur kata yang ramah dan perasaan nyaman berada di dekatnya karena merasa dihargai dan dihormati. Hal ini akan menjadikan interaksi positif, responsif, dan dinamis.

Lawan dari lemah lembut adalah keras hati. Sikap keras hati dapat diketahui dengan ujaran kata-kata kasar, merendahkan, menghina, hingga menghujat orang lain. Orang keras hati biasanya tidak mau menerima nasehat, tidak ada rasa empati, dan bersikap sewenang-wenang.

Dalam hal memilih pemimpin yang lemah lembut, dan menghindari pemimpin yang keras hati, Allah Subhanahu waTa’ala berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

"Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran ayat 159:)

4. Menyuruh pada kebenaran

Syarat keempat menjadi pemimpin adalah menyuruh pada kebenaran. Maksudnya adalah kesanggupan memerintah orang lain ke arah yang benar. Sikap ini dapat ditunjukkan dengan adanya aturan yang mengarahkan pada kebenaran atau pembelaan terhadap yang benar walaupun diiming-imingi berbagai keuntungan namun dengan cara yang salah.

Dalam hal memilih pemimpin yang sanggup menyuruh pada kebenaran, dan menghindari pemimpin yang cenderung pada kebatilan, Allah Subhanahu waTa’ala berfirman:

وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَاِقَامَ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءَ الزَّكٰوةِۚ وَكَانُوْا لَنَا عٰبِدِيْنَ ۙ

"Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah. (QS Al Anbiya' ayat 73)

5. Cinta

Syarat kelima menjadi pemimpin adalah adanya cinta. Sikap cinta dapat ditunjukkan dengan adanya kasih sayag yang tulus kepada orang lain. Lebih bagus lagi jika cinta ini terjadi antara pemimpin dan yang dipimpin. Artinya, pemimpin memimpin karena cinta, sedangkan yang dipimpin mau dipimpin juga karena cinta.

Dalam hal memilih pemimpin yang mencintai dan atau yang dicintai, serta menghindari pemimpin yang membenci dan atau dibenci, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

خِيارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ ويُحِبُّونَكُمْ، ويُصَلُّونَ علَيْكُم وتُصَلُّونَ عليهم، وشِرارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ ويُبْغِضُونَكُمْ، وتَلْعَنُونَهُمْ ويَلْعَنُونَكُمْ

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (Hadis riwayat Imam Muslim).

Demikianlah tips memilih pemimpin menurut Islam berdasarkan Al-Quran dan Hadits yg memberikan petunjuk bagaimana seharusnya kita memilih, termasuk di dalamnya yaitu, kiat untuk menjadi pemimpin. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat. Amin yra.
Bagikan:

Benarkah Kucing Hitam Pembawa Sial? Ini Menurut Islam

Bagaimana Pandangan islam bahwa kucing hitam membawa sial? Begini penjelasannya. Selamat membaca.


Pandangan bahwa kucing hitam membawa sial itu bersifat mitos dan tidak didukung oleh ajaran Islam. Tidak ada dasar atau dalil dalam agama Islam yang menyatakan bahwa kucing hitam membawa sial. Mitos tentang kucing hitam membawa sial lebih cenderung berasal dari kepercayaan individual atau berkaitan dengan budaya lokal yang tidak memiliki korelasi dengan ajaran agama.

Sebagai orang Islam yang beriman seharusnya memiliki keyakinan bahwa apapun yang berkaitan dengan keberuntungan atau kesialan adalah disebabkan oleh perbuatan diri sendiri, bukan gara-gara kucing hitam. Orang islam juga tidak diperkenankan mengkambing hitamkan kucing hitam atas kesialan dirinya. Karena kucing diciptakan bukan untuk membawa kesialan.

Allah subhanahu wataala berfirman, yang artinya:
Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Alloh, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu Muhammad untuk menjadi Rosul kepada seluruh manusia. Dan cukuplah Alloh yang menjadi saksi. Surah annisa ayat 79.

Dalam Islam, hewan, termasuk kucing, merupakan makhluk ciptaan Allah yang patut disayangi dan diperlakukan dengan baik. Kucing diciptakan bukan untuk membawa kesialan tetapi untuk bersujud atau mengabdi kepada Allah sesuai ketentuan Allah.

Allah subhanahu wataala berfirman, yang artinya:
Tidakkah engkau tahu bahwa siapapun yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Alloh, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia. Tetapi banyak manusia yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Alloh, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Alloh berbuat apa saja yang Dia kehendaki. Surah Alhajju ayat 18.

Allahua'lam bish-shawab. Semoga tulisan singkat tentang kucing hitam yg dianggap membawa sial ini dapat mencerahkan pandangan kita kepada pemahaman yg benar menurut Islam. Jika tulisan ini dianggap bermanfaat, silahkan bagikan. Jika tulisan ini dianggap cacat, silahkan tuliskan kritikan di kolom komentar. Sekian dan terimakasih.
Bagikan:

Kisah Seorang Mentri Tapi Pendengki

Inilah Kisah Seorang Mentri Tapi Pendengki. Kisahnya sangat mendebarkan hati. Selamat membaca. 


Assalamu 'alaikum war wab.

Saudara-saudaraku yang baik hati, inilah kisah tentang Seorang Mentri Tapi Pendengki. Kisah ini diambil dari kitab Hilyat al-Auliya wa at-Thabaqat al Ashfiya juz 2 hal 228-229, disusun oleh ulama terkenal abad ketiga hijriyah, yaitu Abu Nu`aim al-Ashfahani.

Diceritakan bahwa suatu ketika ada seorang raja yang memerintah sebuah negeri kedatangan seorang alim yang tulus hati ke istananya. Ia merupakan penasehat raja di kala itu. Ia pun dipersilahkan duduk selayaknya ponggawa kerajaan lainnya. Kemudian atas pinta sang raja, si alim pun menasihatinya.

“Balaslah orang berbuat baik dengan yang lebih baik lagi. Dan jangan hiraukan orang yang mendengki. Abaikanlah saja! Sebab kedengkian itu sudah cukup untuk mencelakakan dirinya sendiri”. Demikian sang alim menasihati raja.

Raja itu menerima nasehat si alim dengan penuh perhatian. Raja pun tak menyadari bahwa di istananya ada seorang menteri yang memang seorang pendengki. Padahal, dia selalu iri melihat setiap tamu yang diperlakukan istimewa oleh sang raja, tak terkecuali pada si alim yang bijaksana ini. Melihat senyum tulus di wajah si alim, hatinya tak terbendung untuk merencanakan sesuatu.

Begitu si alim pergi dari hadapan raja, si menteri pun mengantarkannya ke luar istana. Sekembalinya mengantarkan, dia kembali pada raja dan berkata, “Wahai raja, orang alim tadi mengatakan padaku bahwa mulut baginda sungguh bau. Saranku, cobalah besok baginda panggil ia kembali. Jika di dekat baginda ia menutup hidung, maka benar bahwa ia telah mengannggap mulut baginda memang bau.”

Sang raja terkaget mendengarnya. Baru kali ini ia merasa terhina oleh seseorang yang bukan siapa-siapa. Keesokan harinya, si menteri mengundang si alim yang tulus itu untuk makan di rumahnya. Dihidangkannya bawang-bawangan dan masakan berbau tajam. Hal ini agar mulut si alim menjadi bau dan beraroma tak sedap.

Tak lama kemudian, sebagaimana yang telah direncanakan si menteri, datanglah panggilan pada si alim untuk menghadap raja lagi di istananya.

Setelah memberikan nasehat seperti yang biasanya, raja meminta si alim untuk mendekat. “Kemarilah wahai penasehat, mendekatlah kepadaku!”

Sang alim ragu untuk mendekat, ia ingat bahwa di rumah menteri, ia telah menghabiskan beberapa bawang-bawaangan. Namun tak ada pilihan lain, akhirnya ia mendekat sambil menutup mulutnya karena khawatir sang raja mencium bau tak sedap dari mulutnya.

Melihat sikap si alim menutupi mulutnya, maka Sang raja murka. “Ternyata benar. Dia melecehkanku dan menganggap mulutku bau. Dia sungguh telah menghinaku!” ucapnya dalam hati.

Maka, sang raja pun menulis sebuah surat untuk diberikan kepada si alim yang yang sebenarnya masih tak mengerti untuk apa ia diminta mendekat. “Bawalah surat ini pada salah seorang penggawaku ini, dia akan memberikan hadiah yang sangat berharga untukmu.” Titah Sang Raja.

Padahal sebenarnya, surat yang ditulis raja itu bukanlah perintah untuk pemberian hadiah, melainkan perintah eksekusi karena tersinggung dengan sikap si alim. Raja memberi perintah pada ponggawanya: "Jika pembawa surat ini datang padamu, maka sembelihlah ia. Kuliti tubuhnya dan bakarlah badannya. Sementara kepalanya, bawalah langsung ke hadapanku!”

Begitu keluar dari istana, sang penasehat disambut oleh menteri pendengki yang menjebaknya. Lalu bertanya: “Apa yang dilakukan baginda kepadamu, saudaraku?” tanyanya.

“Alhamdulillah,” ujar sang penasehat berseri, “Beliau menyuruhku membawa surat ini kepada seorang ponggawa istana yang akan memberikanku hadiah dari sang raja.” Demikian jawab si alim dengan polos.

“Wah,” ujar si mentri pendengki takjub, “Bagaimana jika engkau beristirahat saja di rumahku dan biarkan aku yang akan mengurus semuanya”.

“Waduh, saya sungguh merepotkan anda,” kata si alim tak enak hati.

“Tentu saja tidak,” ujar si menteri dengan senyum liciknya, “Ini merupakan tanggung jawab saya sebagai tuan rumah. Lagi pula tuan alim belum mengenal betul seluk beluk istana ini.” Tanpa pikir panjang, si alim mengiyakan permintaan si mentri.

Lalu, si mentri segera menghadap ponggawa yang ditunjuk Sang Raja untuk menyampaikan surat yang sebenarnya dibuat untuk si alim. Dalam pikirannya, ia akan mendapatkan hadiah besar dari ponggawanya sebagaimana 'perintah' Sang Raja. Ia juga lupa bahwa hadiah besar yang dimaksud adalah hadiah kekecewaan Sang Raja akibat tersinggung dengan sikap si alim yang direncanakan oleh si mentri itu sendiri.

Sesampainya di hadapan pongawa yang dituju, si mentri menyodorkan surat Sang Raja. Dengan lantang si ponggawa membacakan isi surat yang dibawa mentri:

"Jika pembawa surat ini datang padamu, maka sembelihlah ia. Kuliti tubuhnya dan bakarlah badannya. Sementara kepalanya, bawalah langsung ke hadapanku!”

Mendengar isi surat itu, si mentri menjadi pucat. Namun tidak ada pilihan lain kecuali menerima semua resiko di depan matanya. Begitu pula si ponggawa, tidak mungkin mengabaikan perintah raja. Ia harus menjalankan eksekusi sesuai tugasnya.

Dan setelah eksekusi selesai, si ponggawa menghadap raja lalu menyodorkan kepala mentri di hadapan raja.

Melihat kepala yang disodorkan di hadapa raja bukanlah kepala si alim, maka raja berpikir bahwa si alim bukanlah orang yang salah. Si alim itu benar, dan nasehatnya juga benar. Bahwa orang dengki itu akan celaka dengan dengan kedengkiannya sendiri. Dan rencana yang jahat tidak akan menimpa selain pada orang yang merencanakannya sendiri.

Demikianlah kisah sosok Seorang mentri tapi Pendengki ini dinukil dari kitab Hilyat al-Auliya wa at-Thabaqat al Ashfiya juz 2 hal 228-229, disusun oleh ulama terkenal abad ketiga hijriyah, yaitu Abu Nu`aim al-Ashfahani. Semoga kisah ini dijadikan i'tibar bagi generasi penerus, khususnya umat Islam yang selalu berusaha menjaga iman dan islamnya hingga ajal tiba.

Assalamu 'alaikum war wab.
Bagikan:

Kisah Seorang Wali yang Membuat Allah SWT Tertawa

Inilah Kisah Seorang Wali yang Membuat Allah SWT Tertawa 3 kali sehari. Selamat Membaca!



Dikisahkan dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al Ghazali, Ketika Nabi Musa AS dan umatnya dilanda kekeringan serta paceklik akibat kemarau selama 7 tahun, maka Nabi Musa AS menyeru umatnya untuk melaksanakan shalat istisqa' (sholat minta hujan) di lapangan, pada waktu yang telah ditentukan.

Maka Nabi Musa AS dan umatnya berbondong-bondong ke lapangan tersebut untuk melaksanakan shalat istisqa'. Shalat istisqa pun dilaksanakan sesuai ketentuan. Akan tetapi rupanya

Allah SWT berkehendak lain. Kendati shalat Istisqa telah dilaksanakan namun tetap saja tidak turun hujan.

Akibat peristiwa ini, Nabi Musa merasa gelisah, lalu mengadu kepada Allah perihal permohonannya melalui shalat istisqa tidak dikabulkan. Allah menjawab keluh kesah Nabi Musa, bahwa yang menjadi penyebab doanya tidak dikabulkan karena di antara orang yang ikut shalat istisqa itu ada yang suka mengadu domba.

Lalu Nabi Musa meminta Allah untuk menunjukkan orang yang dimaksud agar tidak mengikuti shalat istisqa, agar doanya bisa dikabulkan. Akan tetapi Allah tidak berkenan menunjukkan orang itu.

Nabi Musa berkata: “Ya Allah tunjukkan siapa dia, akan saya keluarkan dari jamaah istisqa. Allah menjawab: “Ya Musa, Aku melarang adu domba, jadi tidak bisa aku tunjukkan." Nabi Musa berkata lagi: "Lalu apa yang harus aku perbuat?”

Akhirnya, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk menemui salah seorang hamba pilihan-Nya.
"Ya Musa, temuilah hamba-Ku yang bernama Barkh dan mintalah dia berdoa. Barkh itu hambaku tiap hari membuat-Ku tertawa 3 kali, saking lucunya Barkh. Dan ketika itu Barkh tidak ikut istisqa,”

Nabi Musa bertanya: “Orangnya seperti apa? Allah menjawab: "Kamu itu Nabi-Ku dan dia itu wali-Ku, kalau kalian bertemu, pasti saling kenal,”

Begitulah hasil dialog antara Nabi Musa AS dengan Allah SWT tentang doa minta hujan yang tidak dikabulkan.

Setelah itu, Nabi Musa mencari Barkh selama berhari-hari dan akhirnya ketemu seseorang yang sukanya berjalan-jalan. Orang itu tidak pakai peci. Namun ketika didekati, seketika muncul nur (cahaya) dari dalam diri Barkh. Spontan Nabi Musa mengenalinya.

“Kamu yang bernama Barkh?” Nabi Musa bertanya untuk memastikan.
“Betul, apakah kamu Musa Kalamullah?” Jawab Barkh
“Ya, aku diperintah Allah untuk menemuimu.” Jawab Nabi Musa.
“Ada apa?” Tanya Barkh lagi.
“Dunia ini sudah kekurangan air, sudah saatnya shalat istisqa,” Kata Nabi Musa.

Barkh menyatakan enggan untuk shalat Istisqa, akan tetapi kemudian dia bertanya: “Lalu saya harus bagaimana?"

“Allah menyuruhku untuk meminta doa darimu,” jawab Nabi Musa.
Maka Barkh berdoa kepada Allah memohon agar diturunkan hujan.

“Ya Allah, apakah hujan sudah tidak mau menuruti Engkau, sampai hujan tidak mau turun? Apakah Engkau khawatir bangkrut, sampai hujan saja Engkau kekang? Sesuatu yang tidak penting saja, Engkau kekang. Kalau pertimbangan Engkau itu karena orang-orang maksiat, maksiat mereka itu tidak membahayakan-Mu. Abaikan saja sesuatu tidak penting. Mereka maksiat, tidak membahayakan-Mu, kenapa dipertimbangkan. Biarkan saja! Hujan itu barang sepele, turunkan saja!”

Namun ketika Barkh sedang berdoa seperti itu, Nabi Musa sempat akan memukul Barkh karena dinilai kurang ajar kepada Allah. Akan tetapi ketika Nabi Musa hendak memukulnya, Allah memberi peringatan kepada Nabi Musa:
“Wahai Musa, jangan kamu pukul Barkh karena dia yang membuat-Ku tertawa sehari tiga kali."

Selang beberapa saat setelah Barkh selesai berdoa, keajaiban pun terjadi. Langit tiba-tiba mendung, gemuruh bersahutan, dan hujan pun turun begitu deras. Tanah-tanah yang semula kering disebakan kemarau panjang, kini menjadi basah karena diguyur air hujan. Hal ini tentu membuat semua umat merasa senang karena keperluan air sudah tercukupi.

Ini adalah karomah yang Allah berikan kepada seorang Wali yang bernama lengkap Barkh al-'Abid al-Aswad. Karomah berupa doa nyeleneh dalam pandangan manusia biasa, tetapi bernilai istimewa di sisi Allah SWT.

Doa ini termaktub dalam kitab Ihya Ulumudin pada bab Kitabul wujdi wassima’ yang membahas lafal-lafal ucapan ahli sufi untuk sekedar didengarkan tapi tidak boleh ditiru. Karena doa itu terjadi spontan dan timbul dari syauq (kerinduan) terhadap Allah SWT. Artinya, doa ini hanya layak dipanjatkan oleh mereka yang memiliki derajat wali Allah.

Wallahu A'lam Bish-shawab.
Demikianlah Kisah Tentang Seorang Wali yang Membuat Allah SWT Tertawa 3 kali sehari. Semoga Bermanfaat. Amin YRA.
Bagikan:

Kisah Seorang Ulama Berbagi Harta Kepada Pelacur.

Inilah Kisah tentang Seorang Ulama Berbagi Harta Kepada Pelacur. Selamat Membaca!

Assalamualaikum warohmatullo hiwabarokatuh.

Sahabat sahabatku, Dikisahkan, ada seorang Ulama di Shiria, sangat menginginkan untuk membagikan hartanya, kepada Pelacur. Padahal ulama itu, seorang guru pakar hadits, yang memiliki banyak murid. Bagaimana kisahnya? Mari kita simak bersama.


Dulu, ada seorang ulama besar, yang merupakan guru pakar Hadis, sedang asyik membacakan suatu hadis kemudian menjelaskan maksudnya di depan murid-muridnya. Namun Tiba-tiba, sang guru berhenti menjelaskan tentang hadis tersebut dan bertanya sesuatu yg menyebabkan semua murid merasa heran.

Murid muridku sekalian, aku punya hajat yang sangat besar. Adakah diantara kalian, yang mau menunaikan hajatku ini? Tanya sang guru kepada murid-muridnya.

Salah seorang murid menjawab dengan penuh adab. "Hajat apakah wahai Tuan Guru? Kabarkanlah kepada kami, semoga kami mampu menunaikannya."

Sang Guru menarik nafas dengan perlahan, seraya berkata. "Aku punya sejumlah harta, yang ingin aku sedekahkan. Adakah diantara kalian yg mau membantuku membagikan harta ini?"

"Kami bersedia membantumu, wahai Tuan Guru. Kami mau membagikan harta tersebut." jawab si Murid dngan bersemangat.

"Bolehkah Tuan Guru merincikan kepada siapa saja harta ini akan dibagikan?" Seorang murid yang lain, bertanya dengan lebih lanjut.

"Hartaku ini akan aku bagikan sebagai sedekah kepada para pelacur yg berada di kawasan tempat mereka tinggal." Jawab Tuan Guru dengan tenang.

Keadaan menjadi ramai. Murid-murid hanya saling beradu pandang. Masing-masing tampak terlihat bingung. Dalam pikiran mereka, hanya ada rasa heran, dengan tujuan hajat Tuan Guru, yang terkenal alim dan soleh di daerah mereka.

"Aku sudah memperkirakan, bahwa kalian tentu tidak akan mampu untuk melaksanakan hajatku ini. Kalau begitu tidaklah mengapa. Biarlah aku sendiri yang pergi menyampaikannya." Tuan Guru menjawab dengn tenang, menimpali pernyataannya yang tak terjawab.

Murid-murid pun merasa bersalah atas sikap yang mereka tunjukkan di hadapan guru mereka. Akhirnya, Salah seorang murid ada yang menawarkan dirinya, untuk membagikan harta tersebut, kepada para pelacur. Karena dia pikir, Mana mungkin membiarkan Tuan Guru yang terkenal alim dan waro’ tersebut, dibiarkan masuk dan bertandang ke tempat hina seperti itu.

Maka Tuan Guru menitip pesan kepada muridnya itu. "Ketuklah setiap pintu rumah pelacur yang kau datangi, dan ketika kamu membagikan sedekah ini katakanlah bahwa ini adalah sedekah dariku, dan tolong doakan aku semoga diberkati oleh Allah Taala."

Maka sang murid yang mulia itu bergegas memulai melaksanakan tugasnya, walaupun di benaknya penuh dengan tanda tanya keheranan, mengapakah Tuan Guru sangat menginginkan utk memberikan sedekah kepada golongan hina ini. Namun bagaimanapun juga, arahan Tuan Guru harus dilaksanakan.

Dengan perasaan tak menentu yang bercampur rasa malu, murid itu akhirnya sampai ke kawasan pelacuran tersebut. Ia mengetuk setiap pintu rumah pelacuran di kawasan itu dn menyampaikan apa yang dipesankan oleh Tuan Guru kepadanya.

"Assalamualaikum, maaf bila saya mengganggu, saya adalah utusan dari Tuan Guru Badruddin, ingin menyampaikan sedekah dari beliau kepada anda. Beliau juga berpesan agar anda mendoakan beliau semoga diberkati oleh Alloh taala."

Pelacur itu Terkejut tatkala mendengar nama Tuan Guru yg dikenal alim dan waro' di daerahnya. Ia juga heran, mengapa Tuan Guru sudi memberikan sedekah, kepadanya. Yang lebih mengherankan lagi, kenapa Tuan Guru meminta untuk didoakan olehnya.

Kiranya, Sang murid itu paham apa yang terpikir dalam batin si pelacur. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa selain menunaikan tugasnya sesuai amanat dari Tuan Guru. Setelah selesai menunaikan satu tugasnya, sang murid terus melanjutkan lagi, beredar lagi, di kawasan hitam tersebut sambil menghela nafasnya dalam-dalam.

Singkat kisah singkat ceita, akhirnya tugas sang murid itu berhasil dia rampungkan. Harta Tuan Guru itupun sudah dibagikan sebagai sedekah kepada para pelacur di kawasan tersebut. Dan sang murid kembali pulang menghadap Tuan Guru.

"Maaf tuan guru, saya sudah menunaikan perintah guru untuk menyampaikan sedekah harta kepada para pelacur. Saya juga sampaikan bahwa ini adalah sedekah dari tuan guru dan saya juga minta tolong mereka agar mendoakan tuan guru semoga diberkati oleh Allah Taala." Demikian sang murid melaporkan hasil tugasnya.

"Baiklah. Kalau begitu kau kembali lagi ke pondokmu dan beristirahatlah. Semoga Allah memberkati kita semua, termasuk para pelacur itu." Begitu jawab tuan guru tersebut.

Mendengar penuturan sang murid mengenai pengalamannya berbagi harta ke para pelacur, serta tanggapan tuan guru, sesudah hartanya disedekahkan, murid-murid di paguruan itu menebak-nebak, apakah yg akan terjadi selanjutnya, setelah peristiwa tersebut.

Alhasil, keesokkan harinya sesuatu yang mengejutkan terjadi. Seluruh bumi Syiria gempar karena menyaksikan keseluruhan pelacur yg ada di kawasan tersebut, beramai-ramai datang menunaikan shalat Subuh berjamaah di Masjid Tuan Guru. Mereka juga ikut mendengar pengajian majlis yang dipimpin oleh Tuan Guru. Sejak saat itu, mereka bertaubat atas segala dosa-dosa yg telah mereka lakukan selama ini.

Setelah melihat peristiwa yang menakjubkan ini, barulah semua murid faham apa maksud Tuan Guru sangat menginginkan utk membagikan sedekah hartanya kepada golongan pelacur.

Ini merupakan karomah, sebagai karunia dari Alloh untuk Tuan Guru yang waro’ tersebut. Dakwahnya yg sangat lembut dan berkesan, memberikan dampak yg sangat baik, terhadap masa depan kehidupan pelacur-pelacur tersebut.

Perlu diketahui, bahwa murid yg dimaksudkan dalam kisah ini adalah Syekh Yahya, dan yg dimaksud tuan Guru adalah, al-Alim al-Allamah, Muhaddis al-Syam, Sayyid Badruddin al-Hasani, rahimahullahu taala. Beliau diberi gelar khatimah al-Huffazh dan al-Muhadditsin, yakni penutup para ulama Hadis yang terkemuka. Beliau juga diberi gelar Qutub al-Zaman atau Wali Allah yg menjadi tokoh para wali ketika itu, dan Mujaddid pada zaman tersebut.

Menurut Sheih al-Allamah Mahmud Rashid al-Attar, Syeikh Badruddin al-Hasani juga mengajar kitab Tafsir albaidowi tanpa melihat kitab dan tanpa memegang kertas apapun di tangannya. Tafsir tersebut telah dihafalnya dn dikuasainya dngan begitu hebat.

Beliau juga hafal keseluruhan Shahih Bukhari di dalam dadanya. Menurut para ulama, tidak pernah dilihat seseorang yg begitu alim menyampaikan pengajian dengan keterkaitan berbagai bidang ilmu seperti Syeikh Badruddin al-Hasani. Dan beliau wafat pada 1354 Hijriyah.

Semoga Allah Ta'ala merahmati Tuan Guru yang mulia. Amin.
Wallahu a'lam bish shawab.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Bagikan:

Sedekah Bumi dan Sedekah Laut Dalam Perspektif Islam

Anda sedang membaca artikel: Sedekah Bumi dan sedekah Laut Dalam Perspektif Islam dari Taman Baca Virtual.



Apa yang dimaksud dengan sedekah bumi?

Sedekah bumi adalah, tradisi atau ritual keagamaan di Indonesia, yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang diperoleh. Istilah sedekah bumi berbeda-beda pada tiap daerah. Akan tetapi secara umum, upacara ini melibatkan pawai, pengajian, pembacaan dzikir, doa, serta pemberian sebagian hasil pertanian atau kekayaan alam lainnya kepada sesama, sebagai bentuk syukur terhadap Tuhan Yang Maha Memberi Rezeki.

Sedekah bumi sering dilakukan pada saat panen atau waktu tertentu dalam siklus pertanian. Ritual ini diharapkan dapat membawa keberkahan atas hasil bumi, kesuburan tanah, serta kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Dari aspek tradisi, ritual ini dimaksudkan untuk mencerminkan hubungan manusia dengan alam, serta kepercayaan akan pentingnya mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan melalui alam.


Apa yang dimaksud dengan sedekah laut?

Sedekah laut adaah, tradisi masyarakat pesisir di Indonesia, utamanya para pelayan. Istilah sedekah laut bermacam macam pada masing masing daerah. Namun secara umum, upacara tradisi adat ini mengemas kegiatan kirab, bacaan dzikir, doa, serta larung sesaji atau pelepasan hewan laut ke laut. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Memberi anugerah berupa hasil laut yang beraneka ragam.

Tradisi ini dilakukan sebelum memulai musim penangkapan ikan, atau pada waktu tertentu sesuai kepercayaan adat setempat. Upacara ritual ini diharapkan dapat membawa keberkahan serta keselamatan dalam mencari hasil laut, dan kemakmuran bagi masyarakat setempat. Secara tradisi, ritual ini juga dimaksudkan untuk mencerminkan keterikatan manusia dengan air, dilandasi kepercayaan akan pentingnya mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan melalui laut, juga menerapkan konsep rahmatan lil alamin.

Tradisi seperti sedekah bumi dan sedekah laut, berkembang secara turun temurun, melintasi sejarah dari generasi ke generasi, sebagai bentuk ekspresi lokal yang mencerminkan prinsip-prinsip kepercayaan sesuai ajaran yang diyakini. Namun dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tidak bisa serta merta menjustifikasi tradisi yang sudah menjadi warisan budaya nusantara ini. Sejauh ini, sikap paling diterima masyarakat adalah menggunakan konsep akulturasi budaya, sebagaimana telah berhasil diterapkan oleh para wali, yang dikenal dengan Wali Songo.

Adakah dalil dalam Islam tentang sedekah bumi dan sedekah laut?

Dalil atau rujukan langsung mengenai sedekah bumi dan sedekah laut tidak secara eksplisit terdapat dalam sumber-sumber agama Islam, baik Al-Qur'an maupun al Hadis. Namun, prinsip-prinsip syukur, sedekah, juga berbagi rezeki, secara umum ditegaskan dalam ajaran Islam.

Sebagai contoh, dalam Al-Qur'an dinyatakan, "Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Surah Ibrahim ayat 7.

Allah Subhanahu Wataala juga berfirman, yang artinya:
berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. (Al Isra'' ayat 26).

Prinsip prinsip syukur serta memberikan sebagian dari rezeki kepada sesama, juga dapat ditemukan dalam banyak hadis Nabi Muhammad Shallalla hualai wasallam, yang menekankan pentingnya bersyukur, bersedekah juga berbagi kepada sesama. Misalnya, sabda beliau yang artinya:

“Sebarkan salam atau kedamaian, berilah makanan, sambunglah silaturahim, solatlah di malam hari ketika orang lain sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan penuh keselamatan” (HR. Ibnu Majah dnAhmad).

Sebagai khalifah di muka bumi, apa yang harus dilakukan umat Islam?

Sementara tidak ada nash atau teks langsung, yang mengatur tentang sedekah bumi atau sedekah laut, maka prinsip-prinsip islam terkait dengan ungkapan syukur, berbagi kepada sesama, juga peduli terhadap alam, diharapkan selalu melekat pada setiap umat, serta tetap menjadi perhatian penting bagi cendekiawan muslim, lebih lebih kalangan ulama. Karena sejatinya, prinsip prinsip itulah yang akan menghadirkan makna, sehingga pelaksanaan tradisi yang memerlukan banyak energi dan materi tersebut dapat memberikan nilai-nilai religi dalam perspektif agama Islam.

Hal ini juga dimaksudkan, agar setiap perbuatan mempunyai nilai ibadah di hadapan Allah. Karena, masing masing manusia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Umur yang dijatahkan, ilmu yang dikaruniakan, termasuk harta yang dianugerahkan selama di dunia, semua akan dihisab. Oleh karena itu, sedekah bumi dan sedekah laut semestinya dilakukan sesuai aturan syariat agar mempunyai nilai di sisi Allah, beriring ridho-Nya, serta tidak menyebabkan murka-Nya.

Bagaimana bersedekah yang dianjurkan agama Islam?

Aturan bersedekah di dalam Islam di antaranya sebagai berikut:
Pertama, harta yang disedekahkan harus berupa barang halal, juga didapat dengan cara yang halal.
Kedua, sedekah harus disertai niat untuk taqorrub kepada Allah, bukan kepada selain Allah.
Ketiga, mengutamakan sedekah kepada keluarga terdekat, diantara mereka yang memerlukan.
Keempat, bersedekah sesuai kemampuan, dengan memposisikan diri di antara kikir dan boros.
Kelima, tidak mengharapkan balasan, baik berupa pahala maupun keberkahan, kecuali dari Allah.

Allah Subhanahu Wataala juga berfirman, yang artinya:
Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih), orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar. (Al Furqan ayat 67).

Itulah ulasan tentang sedekah bumi dan sedekah laut, dalam perspektif Islam. Alloahu a'lam bish-shawab. Anda telah membaca artikel: Sedekah Bumi dan sedekah Laut Dalam Perspektif Islam dari Taman Baca Virtual. semoga bermanfaaat.

Link Video:


Bagikan:

ARSIP BULANAN

PEMBACA TBv

PEMBACA ONLINE